Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MUI Khawatir Serangan Mematikan di Kantor Charlie Hebdo Rugikan Islam

Ketua MUI bidang Hubungan Luar Negeri dan Hubungan Internasional, Muhyidin Junaidi, mengkhawatirkan insiden pembunuhan 12 orang di kantor majalah Charlie Hebdo merugikan umat muslim di seluruh dunia.
Protes terhadap serangan mematikan di kantor majalah satir Charlie Hebdo di Prancis/Reuters
Protes terhadap serangan mematikan di kantor majalah satir Charlie Hebdo di Prancis/Reuters

Kabar24.com, JAKARTA- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Hubungan Luar Negeri dan Hubungan Internasional, Muhyidin Junaidi, mengkhawatirkan insiden pembunuhan 12 orang di kantor majalah Charlie Hebdo merugikan umat muslim di seluruh dunia.

"Kami berharap masyarakat internasional bersikap adil dengan adanya kejadian ini, dengan tidak menggeneralisasi insiden sebagai bagian dari Islam. Kami khawatir dengan gerakan anti-Muslim," katanya di kantornya, Menteng, Jakarta, Kamis (8/1/2015).

Kehawatirannya itu didasarkan pada sejumlah tindakan diskriminasi di sejumlah negara.

"Dengan adanya kejadian ini, kami khawatir dengan menguatnya anti-Islam seperti di negara-negara Eropa ada anti-imigran Muslim. Kejadian diskriminasi lainnya terjadi di Jerman, Swedia, dan terakhir di Bulgaria dengan kasus pembakaran area masjid di sana," kata dia.

Di Prancis sendiri terdapat gelombang protes terhadap penembakan kru media Charlie Hebdo. (SIMAK: SERANGAN TERORIS PRANCIS: Ini Kicauan Charlie Hebdo di Twitter Sebelum Diserang)

Protes itu dikhawatirkan memberi dampak negatif bagi Muslim di Negeri Fashion tersebut. Terlebih Prancis menjadi negara dengan penduduk Muslim terbesar di Eropa yang disusul oleh Inggris.

Kendati demikian, dia mengecam aksi serangan mematikan itu karena bertentangan dengan nilai Islam dan kemanusiaan.

Muhyidin mengatakan insiden penembakan itu sendiri kemungkinan ditengarai oleh reaksi terhadap aksi.

"Setiap ada reaksi itu dipicu aksi seperti insiden pembunuhan itu. Media tersebut kerap menyudutkan ajaran agama Islam meski mengatasnamakan kebebasan berekspresi padahal nabi di dalam Islam itu sakral kedudukannya," kata dia.

"Mengecam isi majalah boleh dilakukan tetapi penembakan itu tidak sesuai dengan semangat Islam sebagai rahmat alam semesta," kata dia. (Antara)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper