Kabar24.com, MALANG—Pemkot Malang membantu transportasi pelajar dengan meluncurkan bus sekolah gratis.
Walikota Malang Mochamad Anton mengatakan dengan adanya sarana transportasi bus pelajar tersebut maka diharapkan justru mengurangi angka kemacetan lalu-lintas.
“Ada 7 bus yang siap mengangkut pelajar, namun satu bus baru bisa digunakan bulan depan,” kata Moch. Anton di sela-sela peluncuran bus sekolah dan bus wisata di Malang, Senin (29/12/2014).
Lima bus pengadaannya didanai APBD Kota Malang, sedang dua bus lainnya dibantu Bank Mandiri dan Bank Jatim sebagai realisasi program corporate social responsibility (CSR) mereka.
Kepala Bagian Umum Kota Malang Zulkifli mengatakan pengadaan lima unit bus menyedot dana APBD 2014 setempat sebesar Rp4,7 miliar.
Menurut Anton, adanya layanan bus gratis diharapkan dapat meningkatkan fasilitas pelayanan publik, terutama di sektor pendidikan.
Selain itu diharapkan pula dapat mengurangi angka kemacetan karena banyak pelajar yang biasanya menggunakan motor bisa beralih menggunakan bus gratis.
Nantinya, sekolah akan memberikan larangan yang lebih tegas bahwa pelajar tidak boleh menggunakan motor saat berangkat maupun pulang sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang Zubaidah mengatakan bus beroperasi mulai pukul 05.30 di tempat pemberangkatan.
Adapun rute yang akan dilalui bus sekolah, meliputi Tlogo Mas, Pisang Candi (SPBU Mergan), block office, Sukun Indah, dan dua titik di Sawojajar, yakni di Terminal Madyopuro.
"Memang tidak semua jalur bisa dilewati bus", kata Wahyu Setianto Kepala Dinas Perhubungan Kota Malang.
Beberapa halte juga disiapkan sebagai pusat penjemputan, seperti di Pasar Dinoyo, Griyashanta, Taman Budaya, Ijen, Semeru Stadion Gajayana, dan AM. Wiyono.
Zubaidah biaya operasional bus ditanggung Dinas Pendidikan. Anggaran yang sudah disiapkan sebesar Rp2 miliar lebih.
Namun anggaran sebesar itu untuk seluruh biaya operasinal Dinas Pendidikan, termasuk 6 unit pelaksana teknis, dan 5 taman-taman kanak Pembina.
“Terus terang kami belum tahu persis kebutuhan operasional bus. Kalau ternyata dananya kurang, maka akan kami mintakan tambahan dana lewat mekanisme perubahan anggaran keuangan,” ujarnya.
Terkait dengan kekhawatiran penolakan dari sopir angkutan kota, menurut Walikota, masalah tersebut perlu dibicarakan bersama.
Yang jelas, dengan adanya bus sekolah tidak akan mematikan usaha angkota karena banyak pelajar yang pulang di luar jam operasional bus sehingga mereka bisa menggunakan angkota.