Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

3 Kabupaten Sulut Mulai Swasembada Cabai

Sejumlah kabupaten di Sulawesi Utara dinilai mulai sadar untuk mengampanyekan diri sebagai swasembada cabai atau rica guna menekan angka inflasi yang disebabkan oleh komoditas tersebut.
/Bisnis
/Bisnis

Bisnis.com, MANADO—Sejumlah kabupaten di Sulawesi Utara dinilai mulai sadar untuk mengampanyekan diri sebagai swasembada cabai atau rica guna menekan angka inflasi yang disebabkan oleh komoditas tersebut.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara (Sulut) Luctor E. Tapiheru menuturkan selama ini daerah yang baru dijadikan sebagai kabupaten rica hanya Kabupaten Minahasa. Di daerah tersebut, setiap keluarga diwajibkan menanam cabai di halaman rumahnya.

Menurutnya, sejumlah kabupaten yang telah menyatakan komitmennya menjadi kabupaten rica di provinsi tersebut, antara lain Minahasa Tenggara, Kepulauan Talaud, serta Kepulauan Siau Tagulandang dan Biaro (Sitaro).

“Setelah ini, kami harap banyak kabupaten/kota lain sadar dengan kampanye itu untuk menekan angka inflasi di Sulut,” katanya, Senin (29/12).

Menurutnya, peran pemerintah kabupaten/kota sangat diharapkan untuk mengintervensi masyarakat dalam menyukseskan program tersebut.

Bila semua pemerintah daerah sadar pada program swasembada rica ini, maka dia yakin angka inflasi di Sulut bisa ditekan seminimal mungkin.

“Kita tahu selama ini rica atau cabai menjadi penyebab utama inflasi di Sulut. Bahkan, harganya hampir Rp200.000 per kg setiap menjelang Natal dan Tahun Baru,” tegasnya.

Selain komoditas cabai, dia menambahkan kabupaten/kota juga didesak untuk melakukan swasembada pangan atau komoditas lain, seperti beras, tomat, dan kebutuhan sehari-hari lainnya.

Dengan demikian, bila ada kelangkaan di pasar, masing-masing kabupaten/kota tidak perlu khawatir karena bisa memenuhi permintaan masyarakatnya sendiri.

Sebelumnya, Bank Indonesia juga mendorong Minahasa Tenggara sebagai kabupaten kedaulatan pangan seiring dengan besarnya potensi pangan di daerah tersebut.

Bank Indonesia ingin mewujudkan hal itu melalui workshop sistem pertanian terpadu ternak sapi-tanaman menuju kedaulatan pangan di daerah tersebut.

“Tujuannya adalah menciptakan masyarakat yang sejahtera. Itu tentunya ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat setempat,” ujarnya.

Dia mengatakan peningkatan kinerja sektor pertanian di daerah tersebut sangat relevan mengingat sektor pertanian menjadi sektor yang paling dominan.

Jika ditilik secara historis dalam kurun waktu delapan tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Minahasa Tenggara masih berada di bawah pertumbuhan Provinsi Sulut.

“Pertumbuhan ekonomi Minahasa Tengggara pada tahun 2012 mencapai 6,43% secara year on year,masih berada di bawah angka ekonomi Sulut yang mencapai 7,86%,” jelasnya.

Luctor menuturkan hal ini merupakan tugas yang berat sehingga diperlukan sinergi lintas sektor dan pemangku kebijakan untuk mewujudkan rencana tersebut.

Menurutnya, seluruh elemen pemerintah daerah, perbankan, akademisi, dan pelaku usaha berusaha menjawab tantangan dalam upaya pengembangan sistem pertanian terpadu ternak sapi-tanaman menuju kedaulatan pangan.

Pengembangan sistem ini, katanya, diharapkan mampu menghasilkan produk-produk pertanian dan peternakan yang memiliki nilai tambah yang tinggi.

“Dengan demikian, diharapkan efisiensi dan efektivitas usaha dapat terwujud. Di sisi lain, itu juga dapat meningkatkan nilai produktivitas usaha,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Herdiyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper