Bisnis.com, JAKARTA—Longsor yang terjadi di Dusun Jemblung Desa Sampang Kabupaten Banjarnegara membuat mobilitas warga terganggu, kendati ada jalur alternatif memutar via Slatri—Pagerpelah—Karanggondang—Ambal. Jalur sepanjang 8 kilometer itu harus ditempuh selama 2 jam.
Seperti diketahui longsor tersebut terjadi di jalan utama Banjarnegara—Karangkobar dan lokasi longsor tersebut berada di tengah-tengah antara ruas Slatri dan Ambal.
Di dua titik ruas itu terdapat persimpangan yang saling terhubung dan memutar untuk menghindari jalur Jemblung yang tertutup longsoran tanah setebal hingga 2 meter.
Agung, seorang pegemudi angkutan pedesaan dari Karangkobar, menuturkan jalur alternatif tersebut memutar dan sangat sempit.
“Saya harus menghabiskan waktu 2 jam untuk melalui jalur itu, karena harus berpapasan dengan truk militer yang bekerja menangani proses evakuasi korban,” ujarnya via pesan singkat di telepon seluler kepada Bisnis siang hari ini, Minggu (14/12/2014).
Berdasarka kalkulasi Bisnis dengan Google Map, jalur alternatif Slatri—Pagerpelah—Karanggondang—Ambal tersebut berjak sekitar 8 kilometer.
Sekadar perbandingan, jarak antara titik pertigaan Slatri ke titik pertigaan Ambal melalui jalur utama Banjarnegara—Karangkobar hanya berjarak 3 kilometer. Dengan kata lain, jalur alternatif yang memutar tersebut lebih jauh 5 kilometer.
Mobil dari arah Banjarnegara menuju Karangkobar akan dibelokkan ke kiri di pertigaan desa Slatri, namun yang diperbolehkan hanyalah kendaraan kecil, terkecuali truk militer dan truk untuk evakuasi korban longsor.
Oleh karena itu, jika ingin menuju ke arah Karangkobar—yang merupakan persimpangan ke arah Pekalongan dan Dieng, disarankan melalui jalur alernatif Madukara—Pagentan—Pejawaran.
Karangkobar adalah sebuah wilayah kecamatan berjarak sekitar 26 kilometer dari arah Banjarnegera menuju Pekalongan dan Dieng. Wilayah kecamatan Karangkobar berhawa dingin karena berada di ketiggian sekitar 1.000 meter dari permukaan laut.
