Bisnis.com, JAKARTA--Polri menargetkan profil DNA anak buah kapal (ABK) WNI Kapal Oryong 501 dapat dikirim ke Korea Selatan sebelum jenazah tiba di Busan, Korsel.
Direktur Eksekutif Disaster Victim Identification Polri Kombes Pol Anton Castilani mengatakan saat ini seluruh data antemortem 35 WNI yang bekerja di Kapal Oryong telah terkumpul di Pusat Kedokteran Kesehatan Polri.
"Sampel DNA pembanding sudah tiba di laboratorium untuk diperiksa. Diupayakan selesai sebelum jenazah tiba di Busan," katanya, Senin (8/12/2014).
Lebih lanjut Anton menuturkan Tim DVI masih mempertimbangkan keberangkatannya ke Korsel untuk membantu proses identifikasi korban.
Pasalnya kondisi jenazah masih baik, sehingga dapat dikenali dan keahlian penyidikan polisi Korsel cukup mumpuni.
Kapal Oryong 501 berangkat dari Korea Selatan pada 10 Juli lalu, membawa 60 kru yang terdiri atas 35 ABK asal Indonesia, 13 ABK asal Filipina, 11 ABK asal Korea Selatan, dan 1 orang Rusia.
Kapal yang dioperasikan oleh Sajo Industries tersebut tenggelam di Laut Bering, Rusia pada Senin (1/12/2014).
Hingga saat ini, 14 ABK asal Indonesia dinyatakan meninggal dari 27 jenazah yang sudah ditemukan. Kemudia 3 selamat, dan sisanya masih dicari.
Direktur Eksekutif Disaster Victim Identification Polri Kombes Pol Anton Castilani mengatakan saat ini seluruh data antemortem 35 WNI yang bekerja di Kapal Oryong telah terkumpul di Pusat Kedokteran Kesehatan Polri.
"Sampel DNA pembanding sudah tiba di laboratorium untuk diperiksa. Diupayakan selesai sebelum jenazah tiba di Busan," katanya, Senin (8/12/2014).
Lebih lanjut Anton menuturkan Tim DVI masih mempertimbangkan keberangkatannya ke Korsel untuk membantu proses identifikasi korban.
Pasalnya kondisi jenazah masih baik, sehingga dapat dikenali dan keahlian penyidikan polisi Korsel cukup mumpuni.
Kapal Oryong 501 berangkat dari Korea Selatan pada 10 Juli lalu, membawa 60 kru yang terdiri atas 35 ABK asal Indonesia, 13 ABK asal Filipina, 11 ABK asal Korea Selatan, dan 1 orang Rusia.
Kapal yang dioperasikan oleh Sajo Industries tersebut tenggelam di Laut Bering, Rusia pada Senin (1/12/2014).
Hingga saat ini, 14 ABK asal Indonesia dinyatakan meninggal dari 27 jenazah yang sudah ditemukan. Kemudia 3 selamat, dan sisanya masih dicari.