Bisnis.com, MANOKWARI—Pemerintah Provinsi Papua Barat akan menggenjot pembangunan infrastruktur di wilayah mereka guna memacu pertumbuhan ekonomi setempat.
Gubernur Papua Barat Abraham O. Atururi mengatakan kemajuan transportasi dan komunikasi akan menentukan perkembangan wilayah Papua Barat di tahun mendatang.
Dia berharap proyek infrastruktur seperti tol laut, pembangunan pabrik semen oleh investor asal China, serta pembangunan pembangkit listrik dapat terealisasi dengan baik.
“Kami tidak bisa bangun gedung bagus karena listrik masih terhambat sedangkan keberadaan tol laut akan membantu [pemasaran] komoditas dari Papua,” ujarnya di sela-sela dialog dengan Gubernur Bank Indonesia serta sejumlah lembaga keuangan di Manokwari, Kamis (4/12/2014).
Dia mengatakan selama ini banyak kontainer yang datang membawa beraneka barang ke Papua Barat namun akhirnya menumpuk di pelabuhan lantaran tak ada barang yang dapat diangkut kembali.
Padahal menurutnya cukup banyak komoditas dari Papua yang bisa dipasarkan dan menjadi andalan daerah.
Adapun pembangunan pabrik semen oleh investor China, katanya, bakal menyerap sekitar 1.500 tenaga kerja lokal.
Dia menuturkan selama ini harga semen di wilayah Papua Barat tergolong tinggi.
“Sampai di Jayawijaya harga satu sak bisa sampai Rp2 juta.”
Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo mengatakan keberadaan tol laut akan membantu Papua Barat dalam mengembangkan potensi daerah khususnya komoditas. Dia berharap berbagai proyek infrastruktur dapat segera dijalankan.
Menurutnya kebutuhan pendanaan sejumlah proyek tersebut dapat dipenuhi dari anggaran negara maupun lembaga keuangan lain.
Dalam diskusi antara BI dan Gubernur Papua tersebut hadir pula sejumlah lembaga keuangan seperti PT Sarana Multi Infrastruktur, PT Indonesia Infrastructure Finance, dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia.
Agus menuturkan pertumbuhan ekonomi Papua Barat tergolong bagus mencapai 6,4% di kuartal III/2014, lebih tinggi dari nasional yang hanya mencapai 5%.
“Pertumbuhan ekonomi di Jawa sekitar 5,6 %, di kawasan timur dalam tiga kuartal terakhir tercatat 4,7%, 4,9% dan 5,1%, memang agak melemah karena tidak bisa lagi andalkan bahan mentah untuk ekspor,” katanya.
Dia menyebutkan Papua memiliki kekayaan alam yang melimpah antara lain emas, bauksit, perak, dan nikel.
Namun dia menilai masih banyak proses yang belum memberikan nilai tambah sehingga ekspor menurun.
“Kami dukung upaya Papua Barat. Adanya produksi gas di Teluk Bintuni juga akan membuat lebih baik,” katanya.
Direktur Utama PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Sinthya Roesly mengatakan selain sektor transportasi dan listrik, pembangunan infrastruktur di bidang air bersih juga perlu dilakukan di Papua Barat.
“Kami sudah mencoba dengan swasta, kami bisa meningkatkan kelayakan kredit proyek pemerintah, kami punya fasilitas Rp5,5 triliun untuk mendukung proyek infrastruktur di Indonesia,” ujarnya.