Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Badung Kembangkan Budi Daya Asparagus 50 Ha

Badung akan mengembangkan komoditas asparagus di lahan seluas 50 Ha, di Desa Plaga untuk mewujudkan program one village one product.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, BADUNG--Badung akan mengembangkan komoditas asparagus di lahan seluas 50 Ha, di Desa Plaga untuk mewujudkan program one village one product.

Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Badung Ketut Karpiana mengatakan areal di Badung Utara itu memiliki potensi besar sebagai penghasil komoditas tersebut.

Menurutnya,pengembangan itu akan membantu menghindarkan alih profesi petani di sekitar dan menarik minat warga bekerja di sektor pertanian.‎ Selain itu,  akan semakin banyak wirausaha di bidang pertanian yang mampu memberikan nilai tambah produk.

Pasalnya, produk asparagus Plaga sudah memiliki pasar yaitu swalayan, hotel dan restoran di Denpasar dan Badung. Selain itu, dari segi kualitas, komoditas dari Plaga ini diklaim mendapatkan predikat terbaik di Asia.

Dia berharap ke depannya hasil produksi dari wilayah Badung akan mampu memenuhi pasar ekspor.

"Jumlah produksi saat ini‎ baru hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan lokal, kalau ekspor terus terang kami belum siap," jelasnya, Rabu (3/12).

‎Sementara itu, Konsultan Asparagus dari Taiwan, Su Tien Chi, mengatakan budi daya komoditas asparagus di Plaga sangat menjanjikan. Sebabnya, wilayah Plaga sangat ideal menjadi areal budi daya karena memiliki suhu stabil 25 derajat celcius serta tanah berpasir dan berdebu.

"Semua persyaratan itu ada di daerah Plaga dan artinya sangat menjanjikan apabila dikembangkan lebih serius," tuturnya.

Dia mengungkapkan harga komoditas ini menjanjikan, di mana petani dapat mengantongi hasil penjualan Rp400.000 per hari dari areal 50 are (5.000 meter per segi)‎.

Salah seorang petani asparagus Nyoman Sudarta mengakui‎ budi daya asparagus sangat menjanjikan. Dari lahan seluas 7,5 are, dia mampu mendapatkan hasil Rp100.000 per hari.

Bahkan, dia memilih keluar dari pekerjaan sebagai karyawan hotel dan percetakan guna memilih kembali menjadi petani.‎ Kini, dengan mengembangkan di lahan 50 are, dia sudah menghasilkan omset hingga Rp150 juta pada Oktober 2014.

"Budi daya ini sekarang sangat menjanjikan bagi masyarakat sekitar, khususnya setelah tahu bagaimana memasarkan dan bantuan berbagai pihak," tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Feri Kristianto
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper