Bisnis.com, JAKARTA - Kepolisian Negara Republik Indonesia terus mempertebal pengamanan unjuk rasa di Makassar, sehubungan dengan adanya korban jiwa.
Karo Penmas Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan Polri sudah semaksimal mungkin menjaga tiap unjuk rasa tidak berakhir dengan bentrokan.
"Kami pernah mengumpulkan para rektor perguruan tinggi di Makassar. Kami sudah sering berdiskusi dengan para rektor. Unras boleh dalam kaitan undang-undang, kesadaran hukum yang belum terwujud dalam berunjuk rasa," katanya, Jumat (28/11/2014).
Oleh karena itu, Boy mengimbau agar para mahasiswa yang ingin menyampaikan aspirasinya dapat bertindak lebih tertib dan menjaga sikap, tidak menimbulkan kerugian, bahkan korban jiwa.
Terkait dengan tewasnya satu orang akibat bentrok antara mahasiswa dan masyarakat dengan petugas keamanan dan pegawai negeri sipil di depan kantor Walikota Makassar, Boy menegaskan bukan karena terlindas oleh truk water cannon milik polisi.
Korban yang diketahui bernama Muhammad Arif warga Jalan Pampang I tersebut meninggal karena terinjak oleh massa ketika polisi mendorong massa untuk mundur.
"Korban tewas terinjak di saat massa unjuk rasa dibubarkan dengan mobil penyemprot air. Bisa dilihat pola luka berbeda bila tertabrak oleh water canon, bisa dibuktikan dengan autopsi," jelas Boy.
Polri: Korban Tewas Demo BBM di Makassar akibat Terinjak Massa
Kepolisian Negara Republik Indonesia terus mempertebal pengamanan unjuk rasa di Makassar, sehubungan dengan adanya korban jiwa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Dimas Novita Sari
Editor : Dimas Novita Sari
Topik
Konten Premium