Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PENGOLAHAN HASIL LAUT: Kalimantan Utara Berniat Rangkul Malaysia

Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara merencanakan kerjasama dengan Malaysia pada 2015 guna memperkuat industri industri pengolahan hasil laut dan perikanan di provinsi itu.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, BALIKPAPAN—Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara merencanakan kerjasama dengan Malaysia pada 2015 guna memperkuat industri industri pengolahan hasil laut dan perikanan di provinsi itu.

Pejabat Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie mengatakan kerjasama itu akan membantu Kaltara dalam mengekspor hasil olahan rumput laut.

Saat ini, kegiatan ekspor di provinsi termuda itu masih terkendala minimnya infrastruktur daerah.

“Tidak mungkin kami ekspor langsung dari Kaltara. Maka nanti saat memasuki MEA 2015 kami harus bisa membangun kerjasama erat dengan Malaysia,” tuturnya kepada wartawan, Selasa (11/11/2014).

Irianto mengatakan hasil laut dan tangkapan ikan akan diolah di Kaltara dan akan diekspor melalui Malaysia.

Dia mengatakan pelabuhan di Malaysia seperti Pelabuhan Sandakan dapat mengekspor hingga ke Tiongkok dan Eropa.

Pada 2009, produksi rumput laut di Kaltara hanya mencapai 500 ton per bulan.

Namun, produksi komoditas tersebut mengalami peningkatan yang signifikan pada 2014, yakni mencapai 2.400 ton per bulannya.

Selain rumput laut, Irianto mengatakan Kaltara juga memiliki hasil tangkapan ikan yang melimpah.

Namun, pengembangannya terkendala infrastruktur dan peralatan, hasil tangkapan belum bisa diolah secara maksimal.

“Tangkapan ikan di Kaltara juga banyak, tapi kami tidak punya alat pendinginnya. Oleh karena itu kami juga perlu kapal yang sekaligus bisa digunakan untuk pengolahan,” lanjutnya.

Sementara itu, Komite Tetap Intermoda dan Logistik Kadin Kaltim Umry Hasfirdauzy menyarankan agar pemerintah pusat memberikan perhatian lebih terhadap pembangunan infrastruktur di wilayah Kalimantan Utara.

Apalagi, MEA 2015 akan segera diberlakukan, mau tak mau pembangunan infrastruktur di Kalimantan Utara harus dipercepat agar gerbang masuk ekspor dan impor tak lagi harus melalui pelabuhan negara tetangga.

“Kami sangat menyarankan agar infrastruktur pelabuhan di Kaltara bisa diperkuat dan diperbesar. Sehingga, kalaupun mau ekspor tidak perlu berharap pada negara lain,” tuturnya kepada Bisnis, Selasa (11/11/2014)

Saat ini, lanjutnya, Kaltara tak bisa berharap banyak selain mengandalkan pelabuhan dari Malaysia untuk melakukan ekspor hasil laut dan tangkapan ikan.

Padahal, dengan memperbaiki infrastruktur di pelabuhan, Kaltara bisa mendapatkan revenue bagi daerahnya sendiri.

“Kalau ekspor dari pelabuhan sendiri juga bisa mereduksi dan mencegah transaksi ilegal. Jadi tidak perlu ada kucing-kucingan dalam transaksi dengan pihak luar negeri,” tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nadya Kurnia
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper