Bisnis.com, PADANG—Inflasi di Sumatra Barat per Oktober 2014 mencapai 1,10% disumbang kenaikan harga cabai merah di pasaran, baik di Kota Padang, Bukittinggi, dan daerah lainnya.
Angka inflasi Sumbar tersebut disumbang inflasi Kota Padang sebesar 1,18% dan inflasi Kota Bukittinggi 0,49%. Angka tersebut lebih tinggi dari inflasi nasional 0,47%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar Yomin Tofri menyebutkan inflasi Sumbar disebabkan naiknya indeks enam kelompok pengeluaran a.l kelompok bahan makanan 2,39%, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 1,94%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,14%.
Selain itu, kelompok kesehatan 0,75%, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,30%, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa 0,30%. Sedangkan kelompok sandang mengalami deflasi 0,36%.
“Ada beberapa komoditas yang terganggu suplainya akibat cuaca di Sumbar. Seperti cabai, juga ikan akibat cuaca yang kurang bagus,” katanya di Padang, Senin (3/11/2014).
Dia menyebutkan sejumlah komoditas mengalami peningkatan harga sepanjang Oktober tahun ini. Di Kota Padang misalnya terjadi peningkatan harga cabai merah, tarif listrik, bahan bakar rumah tangga, ikan tongkol, batu bata, tela, jengkol, dan tomat sayur.
Sedangkan di Kota Bukittinggi harga cabai merah juga mengalami kenaikan, diikuti pula kenaikan bahan bakar rumah tangga, komoditas cabai hijau, ketupat, sewa rumah, dan apel.
Dia mengatakan harga-harga kebutuhan pokok di Sumbar cenderung stabil dan tidak mengalami kenaikan signifikan. Hanya faktor musiman sering kali membuat harga bergejolak.
“Iya, sifatnya musiman saja. Tetapi secara umum harga-harga lebih stabil dibandingkan daerah lain di luar Sumbar, seperti di Tembilahan misalnya,” ujar Yomin.
Dia menyebutkan laju inflasi kalender Sumbar sampai Oktober 2014 sebesar 5,35%, sedangkan laju inflasi year to year 6,28%.