Bisnis.com, MANADO—Upaya Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara untuk menggenjot kapasitas perekonomian melalui dorongan investasi masih menghadapi berbagai kendala, mulai kerentanan energi, keterbatasan infrastruktur, kepastian hukum, hambatan perizinan, hingga jaminan keamanan.
Praktisi ekonomi Sulawesi Utara (Sulut) Eko Siswantoro mencontohkan pemadaman listrik oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) yang akhir-akhir ini sering terjadi di Kota Manado dan sekitarnya berpotensi mengurangi daya saing daerah tersebut di mata investor.
“Calon investor akan berpikir dua kali saat mengetahui kondisi kelistrikan kita seperti ini,” ujarnya, Selasa (28/10).
Bagi investor, tegas Eko, listrik merupakan kebutuhan dasar produksi, sebab alat-alat yang dipakai untuk kegiatan produksi biasanya menggunakan energi listrik.
Jika pemadaman listrik sering terjadi, maka dapat dipastikan itu akan berpengaruh pada pencapaian target omzet bulanan perusahaan.
Dia menjelaskan kalau perusahaan terikat kontrak dengan pihak lain, gangguan itu dapat mengancam keberlangsungan perusahaan tersebut.
“Meskipun ada genset yang bisa menggantikan pasokan listrik dari PLN, biaya produksi akan meningkat berlipat-lipat,” ujarnya.
Dengan demikian, jika gangguan listrik tidak segera ditangani maka akan menurunkan daya saing Sulut, khususnya Kota Manado.
“Hal ini bertolak belakang dengan apa yang didengung-dengungkan oleh pemerintah untuk memacu pembangunan di Sulut,” jelasnya.
Di samping itu, berbagai tantangan yang dihadapi daerah setempat untuk menggenjot perekonomian, antara lain ketergantungan ekspor terhadap sumber daya alam, dukungan kualitas dan kuantitas infrastruktur, serta daya saing produk.
Guna memastikan perekonomian Sulut tetap tumbuh di masa mendatang, diperlukan upaya bersama baik oleh pemerintah, pelaku usaha, maupun masyarakat untuk terus mendorong percepatan reformasi struktural di daerah.
“Reformasi struktural difokuskan pada peningkatan daya saing ekspor manufaktur, kemandirian ekonomi domestik, dan sumber pembiayaan pembangunan yang berkesinambungan,” tegasnya.
Pemprov Sulut sebelumnya menargetkan investasi yang ditanamkan di daerah tersebut sebesar Rp1,4 triliun yang disumbang dari sektor pertambangan, pariwisata, dan sektor unggulan lainnya.
Meski sektor pertambangan sedang mengalami penurunan (slow down), Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Kerjasama Regional Sulut tetap optimistis sektor itu tetap menjadi primadona.
Pada tahun lalu, Pemprov Sulut menargetkan investasi baru sebesar Rp1,2 triliun, ternyata hingga Desember 2013 terealisasi melampaui target menjadi Rp1,6 triliun.
Untuk target investasi tahun ini, salah satu faktor kontributor adalah pembangunan fasilitas pendukung Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung yang telah ditetapkan pemerintah.
Investasi di Sulut Dihantui Banyak Masalah
Upaya Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara untuk menggenjot kapasitas perekonomian melalui dorongan investasi masih menghadapi berbagai kendala, mulai kerentanan energi, keterbatasan infrastruktur, kepastian hukum, hambatan perizinan, hingga jaminan keamanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Herdiyan
Editor : Rustam Agus
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
9 jam yang lalu
Di Balik Aksi Lo Kheng Hong Borong Puluhan Juta Saham PGAS
13 jam yang lalu
Tekanan Berganda Harga Batu Bara dari China
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
2 jam yang lalu