Bisnis.com,KUTA—Kementerian Kelautan dan Perikanan bekerja sama dengan Kementerian ESDM membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di 25 pulau terluar.
Kasubdit Penyiapan Program Aneka Energi Baru dan Terbarukan Kementerian ESDM Bambang Purwatno mengatakan progres pembangunan PLTS tersebut sudah mencapai 50%, dan ditargetkan rampung akhir 2014.
“PLTS ini umurnya mencapai 20 tahun, tetapi daya tahan baterainya sekitar 2 tahun-4 tahun. Model ini paling cocok untuk pulau terluar,” katanya ketika ditemui Bisnis di Kuta, Kamis (23/10/2014).
Lokasi pembangunan PLTS itu terdapat di Merauke, Alor, Maluku Barat Daya, Maluku Tenggara Barat, serta Natuna. Rata-rata pulau terluar di daerah itu tidak mendapatkan listrik untuk penerangan. Padahal, ketersediaan listrik sangat dibutuhkan masyarakat setempat untuk mendukung aktivitas sehari-hari.
Tenaga surya dipilih, lanjutnya, karena dinilai paling cocok diterapkan di pulau terluar. Dia menegaskan sebenarnya pembangkit tenaga mikro lebih cocok diadopsi, tetapi terkendala tidak tersedianya sumber energi seperti air terjun.
“Tenaga angin bisa saja, tetapi sangat susah diandalkan. Bio massa bisa juga, sayangnya hanya dapat diterapkan di beberapa daerah tertentu yang ada ternaknya,” tuturnya.
Direktur Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan Rido M Batubara menjelaskan sebetulnya jumlah pulau terluar berpenduduk sebanyak 31 pulau, tetapi 6 pulau sudah dilayani PLN.