Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TERORISME: BNPT Ajak Mahasiswa UIN Sunam Ampel Jadi Kader Jalan Damai

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengajak mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya untuk menjadi kader yang mengampanyekan Islam sebagai jalan damai atau menjadi duta jalan damai.

Bisnis.com, SURABAYA -- BNPT melakukan upaya edukasi untuk mengikis gerakan terorisme terkait dengan agama.

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengajak mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya untuk menjadi kader yang mengampanyekan Islam sebagai "jalan damai" atau menjadi duta "jalan damai".

"Tahun ini, kami melibatkan 14 kampus untuk mengampanyekan Islam sebagai 'jalan damai' melalui dialog antarmahasiswa dan laman jalandamai.org," kata Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Agus Surya Bakti di Surabaya, Kamis (23/10/2014).

Di sela workshop "Pencegahan Terorisme dan Penggalangan Civitas Akademika untuk Menangkal ISIS di Perguruan Tinggi" di Auditorium UINSA Surabaya, ia menjelaskan pihaknya menargetkan ada 500-an sivitas akademika dalam setiap kampus yang menjadi kader atau duta "jalan damai".

"Kalau setiap kampus ada 500-an kader atau duta 'jalan damai', maka tahun ini ada 7.000-an kader atau duta 'jalan damai' yang siap berdialog dengan mahasiswa lainnya serta melakukan kampanye melalui laman/website 'jalandamai.org' secara masif," katanya.

Menurut dia, pihaknya tidak hanya bekerja sama dengan kalangan kampus, melainkan juga kalangan ormas, pesantren, dan sekolah (SMP/SMA), namun pihaknya memang lebih mengutamakan kalangan kampus.

"Itu karena sasaran rekrutmen dari kalangan radikal memang kampus, sekolah, dan non-intelektual, tapi rekrutmen di kalangan kampus lebih mengkhawatirkan, karena mereka terbilang kaum intelektual," katanya, didampingi imam besar Masjid Istiqlal Jakarta Prof KH Ali Musthafa Ya'qub yang juga menjadi narasumber workshop.

Oleh karena itu, BNPT akan melakukan "roadshow" kampus untuk melakukan dialog dan workshop pencegahan terorisme.

"Kami melakukan roadshow ke kampus yang tidak terpapar seperti UIN maupun kampus yang terpapar seperti kampus-kampus umum (non-agama)," katanya.

Untuk kampus yang tidak terpapar, pihaknya melakukan dialog dan workshop untuk mencetak kader/duta "jalan damai", sedangkan untuk kampus-kampus yang terpapar dengan radikalisme akan dilakukan cara-cara "terapi" yang sifatnya khusus dan tertutup.

"Jadi, akan ada pertarungan ide secara teknologi karena akan ada laman/website yang mengajarkan jihad dengan kekerasan, tapi ada pula duta-duta jalan damai yang mengampanyekan jihad dengan cara-cara yang Islami," katanya.

Dalam acara yang juga dihadiri Rektor UINSA Prof Abd A'la dan Rais Syuriah PWNU Jatim KH Miftachul Akhyar, imam besar Masjid Istiqlal Jakarta Prof KH Ali Musthafa Ya'qub menegaskan bahwa radikalisme umumnya tumbuh karena pemahaman agama yang keliru.

"Radikalisme itu umumnya memang tumbuh di kalangan muda dan berasal dari sekolah/kampus umum, karena mereka memiliki semangat yang tinggi tapi keilmuan agamanya rendah," katanya.

Ia menyatakan semangat yang tinggi dengan keilmuan agama yang rendah itu merupakan "lahan subur" untuk 'cuci otak' dengan dua hal yakni kezaliman atau ketidakadilan negara-negara Barat dan pemahaman agama dengan sepotong ayat.

"Misalnya, ajaran amar makruf nahi munkar yang diambil dari sepotong ayat Al Quran dan sepotong Hadits Nabi, maka jadilah kelompok radikal itu, padahal Imam Ghazali sendiri membagi amar makruf nahi munkar itu dalam delapan fase," katanya.

Bahkan, fase ke delapan yang memperbolehkan menyerang bila diserang itu pun ada syaratnya, yakni ulama hanya memberitahu dan memberi nasihat, sedangkan tindakan lebih merupakan wewenang pemerintah (polisi).

"Jadi, jihad dalam artian perang itu tidak boleh sembarangan. Untuk mencegah pemahaman agama yang keliru atau pemahaman yang radikal itu, maka para mahasiswa harus belajar agama kepada para ulama yang mengaji bertahun-tahun," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper