Bisnis.com, JAKARTA - Dalam beberapa tahun terakhir, cakupan pelayanan program keluarga berencana (KB) di rumah sakit belum sesuai harapan, bahkan terjadi penurunan.
Untuk itu dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan KB di rumah sakit, maka dibuat berbagai terobosan dan inovasi dalam bentuk revitalisasi Pelayanan Keluarga Berencana Rumah Sakit (PKBRS).
Fasli Jalal, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), mengatakan ketidakmampuan rumah sakit dalam menghadapi perubahan lingkungan, dapat membawanya ke dalam situasi cycle of death, yang akhirnya berdampak pada memburuknya kinerja serta citra rumah sakit tersebut.
"Salah satu solusi untuk meningkatkan daya saing rumah sakit Indonesia, adalah dengan melakukan peningkatan mutu dan inovasi di pelbagai bidang,” kata Fasli dalam rilis BKKBN yang diterima Senin (20/10/2014).
Untuk itu, dalam upaya meningkatkan peran rumah sakit, dan mensukseskan program KBRS, BKKBN bekerja sama dengan Persatuan Rumah Sakit Indonesia (Persi) memberikan penganugerahan Persi Award kepada RS.
Tujuan penganugerahan ini adalah meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB di rumah sakit. Ada penilaian khusus oleh BKKBN meliputi pelayanan KB di dalam RS dengan manajemen tim PKBRS, paviliun KB, cakupan kontrasepsi dan implant, RS dengan pencapaian IUD Post Partum.
Rata-rata pencapaian jumlah peserta KB baru sebanyak lebih dari 60% per bulan dalam 6 bulan terakhir (periode Januari-Juni 2014), dan lainnya.
Peraih Persi Award 2014 untuk kategori Hospital Family Planning Project, adalah RSUD Dr. Harjono S. Ponorogo, Jawa Timur. Penghargaannya diserahkan pekan lalu. Fasli menambahkan kerjasama BKKBN dan Persi Award telah berlangsung sejak 2009.
“Peningkatan peran SR pemerintah dan swasta dalam PKBRS, merupakan salah satu dari strategi revitalisasi Program KB Nasional, dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi sesuai dengan goal 4 dan 5 MDG’s,” ungkap Fasli.