Pada Kamis, 15 Mei 2014, Joko Widodo datang ke Kota Salatiga, Jawa Tengah. Keperluannya dalam rangka kampanye Pemilihan Presiden RI. Pada saat beliau berkampanye di Gedung Pertemuan Daerah, beberapa pedagang dari Paguyuban Pedagang Pasar Rejosari (P3R) Kota Salatiga menemuinya.
Dalam dialog singkat, pedagang Pasar Rejosari selain menyerahkan surat pengaduan, juga meminta agar pasar yang terbakar pada 2008 itu bisa dibangun lewat dana APBD/APBN.
Mendengar pengaduan pedagang, mantan Wali Kota Surakarta yang terkenal sangat bersahaja ini langsung menjawab, "Bila saya terpilih sebagai Presiden RI, maka pasar tradisional pertama yang akan saya bangun dengan APBD/APBN adalah Pasar Rejosari. Untuk itu, tolong nanti saya diingatkan."
Hingga pilpres usai, pasangan Jokowi-JK ditetapkan sebagai pemenang. Spontan pengurus P3R Kota Salatiga segera membuat surat untuk menagih janji. Selain dialamatkan ke rumah dinas Gubernur DKI di Jalan Taman Suropati, surat juga dialamatkan ke kantor DPP PDI Perjuangan di Jalan Lenteng Agung dengan tembusan kepada Ibu Megawati.
Sebulan berlalu, tampaknya Presiden terpilih terlalu sibuk untuk membaca surat dari pengurus P3R Kota Salatiga. Untuk itu, tanggal 25 Juli 2014 kembali dibuat surat ke dua dengan didukung kliping kampanye dan dokumen lainnya. Surat dialamatkan ke Rumah Dinas Gubernur DKI, Rumah Transisi, Ketua Umum PDI Perjuangan serta Gubernur Jawa Tengah.
Hasilnya? Sampai sekarang tidak mendapat tanggapan. Sekadar memperjelas persoalan, Pasar Rejosari merupakan pasar tradisional yang mengalami musibah kebakaran 2008. Dengan dalih tidak memiliki cukup dana, revitalisasi pasar diserahkan kepada investor dengan nilai investasi mencapai Rp59 miliar.
Dampak pembangunan pasar yang akan dilakukan oleh investor, maka pedagang los akan kena beban biaya sebesar Rp9 juta/m2, sedangkan pedagang kios terkena Rp13 juta/m2. Dengan tingginya beban yang bakal ditanggung tersebut, tak pelak, pedagang yang tergabung dalam P3R Kota Salatiga segera melakukan perlawanan.
Kendati melawan Investor yang didukung penguasa, mereka tetap tak gentar. Bahkan, hingga persidangan perdata pun sempat ditempuh. Begitu juga dengan pengaduan pidana, mereka tidak segan melakukannya.
Hingga mereka bertemu dengan Joko Widodo, ekspektasi P3R Kota Salatiga teramat sangat tinggi. Saya pribadi bukan pedagang, saya hanya tinggal Kota Salatiga dan merasa simpati kepada para pedagang. Untuk itu, saya berharap bung Jokowi berkenan menepati janjinya. Sebab, dalam bulan ini, saya pastikan para pedagang sudah akan tergusur.
Pengirim
Bambang Setyawan
Jln. Cempaka 11, Sidorejo Lor, Kota Salatiga,
Jawa Tenga