Bisnis.com, PALEMBANG–Sumatra Selatan tercatat mengalami inflasi senilai 0,47% pada September 2014 sebagai dampak dari penaikan harga elpiji non subsidi kemasan 12 kilogram yang diberlakukan bertahap oleh PT Pertamina.
Berdasarkan data yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel perubahan harga pada tarif elpiji itu memberi andil besar baik di Kota Palembang maupun Kota Lubuk Linggau.
Kepala BPS Sumsel Bachdi Ruswana mengatakan selain penaikan harga elpiji, inflasi Sumsel masih dipengaruhi oleh penaikan tarif listrik oleh PT PLN.
“Untuk inflasi Septemberi faktor utama karena penaikan harga elpiji tetapi Palembang dan Lubuk Linggau termasuk dalam kota yang inflasi nya masih tergolong rendah dibanding kota lain di Pulau Sumatra,” katanya, Rabu (1/10/2014).
Dia mengatakan harga elpiji memberikan andil terhadap pembentukan inflasi Kota Palembang sebanyak 0,13% atau menjadi peringkat pertama di komoditas pemberi andil inflasi kota itu.
Sementara harga elpiji yang masuk dalam komoditas bahan bakar rumah tangga di Kota Lubuk Linggau memberi andil sebanyak 0,08% terhadap pembentukan inflasi. Andil terbesar diberikan oleh kenaikan harga cabai merah.
“Selain tarif listrik, komoditas yang mengalami kenaikan harga, yaitu daging ayam ras, kentang, semangka dan apel,” ujarnya.
Dia mengemukakan dengan pembentukan inflasi September 2014 tersebut maka laju inflasi kumulatif sampai dengan September 2014 senilai 2,57% dan laju inflasi year on year senilai 3,26%.