Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aljazeera: Video Pemenggalan Wartawan AS Rekayasa untuk Dalih Serangan ke Irak

Video pemenggalan dua kepala jurnalis Amerika Serikat (AS) James Foley dan Steven Scotloff oleh milisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dinilai sebagai rekayasa AS untuk tujuan melakukan serangan udara ke negara tersebut.
Upaya yang sama dilakukan presiden AS sebelumnya George Bush dengan dasar Saddam Hussein memiliki senjata pemusnah massal. /Bisnis.com
Upaya yang sama dilakukan presiden AS sebelumnya George Bush dengan dasar Saddam Hussein memiliki senjata pemusnah massal. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Video pemenggalan dua kepala jurnalis Amerika Serikat (AS) James Foley dan Steven Scotloff oleh milisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dinilai sebagai rekayasa AS untuk tujuan melakukan serangan udara ke negara tersebut.

Menurut saluran televisi  Al Jazeera sebagaimana dilansir Arabnews.com, video tersebut dibuat oleh AS agar dapat dijadikan dalih untuk intervensi Barat terhadap Suriah.

Dari laporan Al Jazeera disebutkan bahwa korban pemenggalan pertama Foley seperti memainkan peran pelaku eksekusi,  bukan sebagai korban. Dari pelacakan gerakan matanya, Foley sedang membaca teks dari autocue, menurut situs tersebut.

Sedangkan video eksekusi terhadap Scotloff dalam video tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda ketakutan, baik selama maupun pernyataan selama eksekusi. Foley sebelumnya bekerja di Departemen Luar Negeri AS.

“Karena itu, Foley kemungkinan memiliki hubungan dengan intelijen. Hal tersebut bisa jadi bekerjasama dalam pembuatan video tersebut, menurut situs itu sebagaimana dikutip, Rabu (17/9/2014).

Al Jazeera menyebutkan video pemenggalan kepala dua jurnalis AS tersebut digunakan untuk membenarkan perang masa depan.

Upaya yang sama dilakukan presiden AS sebelumnya George Bush dengan dasar Saddam Hussein memiliki senjata pemusnah massal. Akibatnya, pada 2003, AS melakukan invasi ke Irak yang membuat negara tersebut hancur berantakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : arabnews.com
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper