Bisnis.com, MOSKOW--Kementerian Keuangan Rusia menyiapkan dana segar sebesar 100 miliar rubel, atau setara US$2,63 miliar, pada 2015 untuk mengantisipasi dampak sanksi Uni Eropa dan AS terhadap korporasi nasional terkait krisis Ukraina.
Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov mengemukakan, dana itu diambil dari sisa anggaran tahun ini ditambah relokasi dari dana pensiun.
Sebelumnya, UE telah menjatuhkan paket sanksi ekonomi kedua untuk Moskow yang berisi pembatasan bagi bank-bank dan korporasi minyak Rusia untuk menambah pemodalan dari regional Eropa.
Sementara di sisi lain sejumlah perusahaan minyak, seperti produsen minyak terbesar di Rusia Rosneft, telah menyatakan perlu kucuran dana segar dari pemerintah senilai 1,5 triliun rubel atau US$39,70 miliar.
Siluanov menyebutkan, penghentian suplai dana pensiun dapat memberi ruang ekstra bagi pemerintah sebesar 309 miliar rubel atau US$8.18 miliar yang akan mengiringi alokasi dana dari anggaran tahun ini senilai 100 miliar rubel.
"100 miliar rubel akan ditambahkan untuk cadangan dana anti-dampak sanksi tahun depan, yang diperuntukkan untuk membantu korporasi nasional kami. Kami berencana untuk membentuk cadangan berukuran besar," katanya, Senin (15/9).
Masih belum jelas, seberapa besar cadangan yang sebenarnya disiapkan oleh Kremlin.