Bisnis.com, JAKARTA—Presiden terpilih Joko Widodo diharapkan tidak terburu-buru mengesahkan RUU Kebudayaan. Bahkan, RUU tersebut dinilai tidak diperlukan sehingga lebih baik ditiadakan.
Hal itu diungkapkan oleh seniman Butet Kertaradjasa ketika ditemui di Kantor Transisi Jokowi-JK, Selasa (16/9/2014) saat Butet sedang mendampingi 15 petani tebu.
“Usulan pertama sebelum tanggal 20 Juni, Pak Jokowi hendaknya menyampaikan satu pendapat untuk menahan supaya RUU Kebudayaan tidak usah disahkan dulu,” ujarnya, Selasa (16/9/2014).
Menurut Butet, masih ada kesalahan-kesalahan yang elementer dalam RUU tersebut. Jokowi diharapkan tidak mengulang kesalahan yang sama seperti saat pengesahan UU Pornografi dulu.
“Sebaiknya sabar, menunggu dalam periode pemerintahan Pak Jokowi-lah RUU Kebudayaan dibicarakan lagi atau syukur-syukur dibuang saja,” ujarnya.
Butet berharap Jokowi percaya pada masyarakatnya yang memang merupakan masyarakat yang berbudaya, yang bisa membuktikan sebagai manusia berbudaya tanpa perlu ada UU Kebudayaan.
“Ngapain negara mau ngurusin hal-hal yang sangat personal dan privat? Sudahlah, percayakan kepada masyarakat bahwa masyarakat kita adalah masyarakat yang beradab, yang bisa berkebudayaan, tidak usah diatur-atur oleh negara,” ujarnya.
Butet mengatakan usulan ini sudah pernah disampaikan kepada Jokowi melalui pokja. Namun, hal ini akan terus dia ingatkan mengingat Jokowi saat ini sangat diperhatikan oleh masyarakat.