Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TITIK PANAS (HOTSPOT) di Sumsel Meningkat Jadi 200

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Sumatera Selatan menyatakan jumlah titik panas (hotspot) di wilayah yang memiliki 17 kabupaten dan kota itu beberapa hari terakhir mengalami peningkatan.
 Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, PALEMBANG - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Sumatera Selatan menyatakan jumlah titik panas (hotspot) di wilayah yang memiliki 17 kabupaten dan kota itu beberapa hari terakhir mengalami peningkatan.

"Berdasarkan pemantauan melalui satelit, jumlah titik api yang sebelumnya terdeteksi 20--30 titik, kini jumlahnya meningkat bisa mencapai 200 titik," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumatera Selatan Indra Purnama di Palembang, seperti dikutip Antara, Minggu (14/9/2014).

Indra menjelaskan jumlah titik panas yang terdeteksi di wilayah Sumsel berpotensi meningkat karena pada bulan September ini merupakan puncak musim kemarau.

Titik panas yang terdeteksi dalam sepekan terakhir, kata dia, jumlahnya berpotensi terus bertambah karena cuaca di provinsi berpenduduk sekitar 8,6 juta jiwa ini memasuki puncak musim kemarau dengan suhu udara cenderung panas mencapai 34 derajat Celsius serta curah hujan di bawah 100 milimeter.

Menurut dia, titik panas yang terdeteksi sekarang ini sebagian besar terdapat di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Ilir, Musi Banyuaisn, dan Kabupaten Muara Enim.

Masyarakat yang berada di daerah tersebut diimbau agar meningkatkan kewaspadaan serta pengawasan terhadap lahan pertanian, perkebunan, dan kawasan hutan yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggalnya.

Dengan kewaspadaan yang tinggi dan pengawasan lingkungan secara maksimal, diharapkan bisa dicegah terjadinya kebakaran hebat yang bisa menimbulkan kerugian besar dan berdampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Selain itu, kata Indra, ancaman titik panas perlu diwaspadai sehingga tidak menimbulkan masalah kabut asap yang lebih parah yang kini mulai mengganggu aktivitas penerbangan, pelayaran, kegiatan masyarakat lainnya sebagaimana yang terjadi pada musim kemarau tahun-tahun sebelumnya.

Kabut asap yang menyelimuti udara Kota Palembang dan sekitarnya serta mulai mengganggu berbagai aktivitas masyarakat diprediksi masih terjadi hingga beberapa pekan ke depan karena awal musim hujan diprakirakan pada pertengahan Oktober 2014.

Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Yulizar Dinoto mengatakan bahwa pihaknya menyiapkan beberapa langkah penanggulangan dalam menghadapi bencana kabut asap yang terjadi pada bulan September ini, di antaranya dengan melakukan operasi pemadaman lahan yang terbakar melalui darat dan udara.

Pemadaman melalui darat, kata Yulizar, pihaknya bekerja sama dengan BPBD dan petugas penanggulangan bahaya kebakaran kabupaten yang wilayahnya terjadi kebakaran hutan dan lahan atau menjadi sumber titik api penyebab terjadinya kabut asap.

Sementara itu, untuk melakukan operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan melalui udara, pihaknya melakukan pengeboman air di sumber titik api yang sulit dijangkau tim operasi darat dengan menggunakan dua helikopter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Nurbaiti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper