Bisnis.com, TORONTO - Kanada berhasil menemukan satu dari dua kapal ekspedisi yang dikomandoi Sir John Franklin pada 1845. Kedua kapal Inggris tersebut, Erebus dan Teror, hilang ditelah es Kutub Utara. Kapal yang hilang itu ditemukan berupa deck dan mainmast dalam keadaan utuh.
Berdasarkan hasil temuan itu disimpulkan bahwa lokasi kecelakaan kapal berada di lokasi yang berjarak 11 meter (36 kaki) di bawah permukaan di Queen Maud Gulf dari daratan Nunavut, sekitar 3.000 kilometer (1.800 mil) utara dari Toronto, kata John Geiger, CEO The Royal Canadian Geographical Society, yang berpartisipasi dalam pencarian.
"Ini adalah salah satu dari dua bangkai kapal terpenting di dunia yang selama ini dalam pencarian," kata Geiger dalam sebuah pernyataan hari ini, Rabu (10/9/2014). Menurutnya, penemuan ini adalah hal yang indah dan menarik, serta membuka harapan untuk mengungkapkan fakta lanjutan tentang ekspedisi yang naas itu.
Namun, sejauh ini belum ada kejelasan apakah yang ditemukan itu kapal Her Majesty Ship Erebus atau HMS Terror, kata Perdana Menteri Kanada Stephen Harper, yang mengumumkan penemuan pada konferensi pers di Ottawa hari ini, Rabu (10/9/2014).
Harper memastikan keaslian penemuan kapal ini telah dikonfirmasi pada 7 September menggunakan kendaraan bawah air yang dioperasikan dari jarak jauh.
Pencarian kapal tersebut menjadi upaya pemerintahan konservatif Kanada untuk menegaskan kedaulatan atas Kanada utara pada saat klaim teritorial di Kutub Utara ditantang dunia internasional.
Parks Canada, agen federal negara tersebut, memimpin enam tim pencarian untuk kapal-kapal yang hilang sejak 2008.
"Ini benar-benar momen bersejarah bagi Kanada," kata Harper. "Kapal Franklin merupakan bagian penting dari sejarah Kanada mengingat ekspedisinya, yang berlangsung hampir 200 tahun lalu, sekaligus meletakkan dasar-dasar kedaulatan Arktik Kanada."
Para penyelam telah menjelajahi bangkai kapal, yang ditemukan beberapa ratus kilometer sebelah selatan daerah pencarian awal, untuk mengidentifikasi hasil temuannya itu sebelum kondisi cuaca memburuk.
Dia menegaskan upaya lanjutan akan terus dilakukan untuk mencari kapal ekspedisi Franklin lainnya. "Kami baru memiliki salah satu dari dua kapal ekspedisi [yang hilang itu], sehingga akan ada upaya-upaya lanjutan untuk mencari kapal lain guna menyelesaikan cerita."
Ryan Harris, yang memimpin pencarian dari Parks Canada, mengungkapkan gambar sonar dari menemukan yang menunjukkan struktur deck dan mainmast, yang terpotong oleh es ketika kapal tenggelam. "Isi kapal relatif terjaga dengan baik," kata Harris di Ottawa.
Momen Bersejarah
The Erebus dan Teror meninggalkan Inggris pada Mei 1845 di bawah komando Franklin dalam ekspedisi Kutub Utara untuk mencari Northwest Passage ke Asia. Kedua kapal ini berangkat dengan 134 perwira dan prajurit.
Namun, pada akhir 1846, kedua kapal itu terperangkap dalam es. Kondisi itu tak berubah hingga sekitar satu setengah tahun, menurut sebuah catatan pesan yang tergurat pada piramida batu kasar di King William Island pada 1859.
Catatan itu itu mengungkapkan bahwa Franklin meninggal pada 11 Juni 1847, demikian juga 23 awak kapal. Hingga April 1848, sebanyak 105 korban yang tersisa tercatat masih selamat. Adapun kedua kapal dengan seluruh komplemennya hilang tertelan es, menurut penjelasa pada situs web pemerintah.
Kedua kapal yang hilang, serta nasib Franklin dan krunya tersebut kemudian memicu ekspedisi pencarian Inggris dan Amerika mulai 1848. Langkah yang lebih baru kemudian dilakukan oleh para peneliti Kanada.
Arkeolog Kanada pada Juli 2010 menemukan bangkai kapal HMS Investigator, yang ditinggalkan pada 1853 setelah terjebak dalam es ketika mencari Franklin.
Pencarian tahun ini, yang melibatkan Arctic Research Foundation, Penjaga Pantai Kanada, Royal Canadian Navy, dan pemerintah Nunavut, awalnya difokuskan di Selat Victoria di lepas pantai barat King William Island.