Bisnis.com, SEMARANG--Produksi gula kristal putih di Jawa Tengah berpotensi surplus 20.000 ton menyusul perluasan lahan tanam 2.500 hektare.
Dinas Perkebunan Jateng mencatat luas lahan tanam tebu pada 2014 mencapai 76.000 Ha, dari sebelumnya 73.500 Ha pada 2013 dan seluas 67.168 Ha di 2012.
Kepala Dinas Perkebunan Jateng Tegoeh Wynarno optimistis perluasan lahan tanam dan cuaca yang tidak ekstrem memacu hasil panen bertambah dan produksi gula pasir lebih banyak.
"Kebutuhan tahun ini diperkirakan 270.000 ton, sedangkan produksi mampu mencapai 290.000 ton. Sudah surplus," jelasnya Senin (8/9).
Menurutnya, penambahan luas lahan tanam tebu merupakan diversifikasi terhadap penanaman padi di lahan kering, sehingga memungkinkan untuk budidaya beberapa jenis tanaman.
Tegoeh menyatakan produksi gula kristal putih di Jateng didukung keberadaan 14 pabrik gula dengan ketentuan rendemen sesuai kesepakatan dengan petani di daerah wilayah pabrik.
Pabrik gula PT Industri Gula Nusantara (IGN) di bawah PT Perkebunan Nasional IX berupaya melakukan komunikasi dua arah dengan petani terkait penetapan rendemen dalam produksi gula kristal putih.
Sugeng Setia, Kepala Humas IGN mengatakan kesepakatan rendemen yang diberikan kepada petani 7,5% terjadi pada masa giling 2013 dan berusaha mempertahankan level itu.
Kebijakan perusahaan dalam menentukan rendemen dilakukan berdasarkan kondisi lapangan mencakup cuaca yang berpengaruh pada kualitas budidaya tebu.
"Rendemen bervariasi tergantung dari asal kebun dan kualitas tebu. Maka sangat wajar apabila perusahaan memberikan rendemen kepada petani dengan tingkatan rendah, sedang dan tinggi," ujarnya.
Sementara Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia di Jateng mengupayakan rendemen bisa ditetapkan minimal 7,5% bahkan di atas angka itu.
Penetapan rendemen tinggi secara langsung berimbas pada pendapatan hasil panen tebu rakyat.
Ketua APTRI Kendal Tardi SP menyatakan selama lima tahun terakhir para petani tebu wilayah ini telah menyepakati menyetor semua hasil panen tebu ke PT IGN dengan rendemen 7,5%.
Sedangkan APTRI di Kabupaten Blora menyerahkan pengolahan tebu oleh PG Blora milik PT Gendhis Multi Manis dengan perjanjian rendemen minimal 7,5%.