Bisnis.com, SEMARANG - Laju inflasi di Jawa Tengah tercatat 0,45% lebih rendah dari bulan sebelumnya, dipacu kenaikan tarif listrik dan biaya pendidikan.
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Jateng Jam Jam Zamachsyari menguraikan inflasi terutama disebabkan kenaikan harga pada kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 1,85%, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,7% serta kelompok makanan jadi, rokork, dan tembakau 0,34%.
"Karena bertepatan dengan pergantian tahun ajaran, komoditas yang memberikan sumbangan inflasi yaitu biaya akademi, sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan kenaikan tarif listrik," jelasnya, Senin (1/9/2014).
Dari survei kebutuhan hidup di enam kota wilayah Jateng, inflasi tertinggi di Kudus 0,58% diikuti Kota Tegal 0,57%, Surakarta 0,46%, Purwokerto 0,43% dan terendah Kota Semarang 0,41%.
Lebih lanjut Jam Jam menuturkan sumbangan inflasi Agustus dari jasa pendidikan merupakan tren tahunan, yang secara kebetulan pada periode 2014 hampir bersamaan dengan libur Lebaran yang memacu penggunaan energi listrik lebih besar.
"Kenaikan tarif listrik di kota yang disurvei paling tinggi di Kudus dengan catatan kenaikan 2,14% selanjutnya Surakarta naik 1,1%, Cilacap 0,61%, Tegal 0,5%, Semarang 0,45% dan Purwokerto 0,25%."
Sementara itu, terdapat penyesuaian harga pada sejumlah kelompok kebutuhan hingga memicu deflasi pada beberapa komoditas seperti harga bawang merah, telur ayam ras, bawang putih, tomat, dan batu bata.