Bisnis.com, JAKARTA—Pertemuan negara anggota Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pekan ini kemungkinan akan menyepakati pembentukan sebuah "pasukan khusus gerak cepat” guna menghadapi agresi Rusia di Ukraina dan konflik internasional lainnya.
Demikian dikemukakan oleh Sekjen NATO, Anders Fogh Rasmussen sebagaimana dikutip CNN.com, Selasa (2/9/2014).
Dalam pidato tertulisnya, Rasmussen mengatakan pasukan tempur itu akan menjadi bagian dari Rencana Aksi Kesiapan NATO secara menyeluruh untuk merespons perilaku agresi Rusia.
Namun, lanjutnya, pasukan itu juga akan digunakan untuk merespons segara bentuk gangguan keamanan di mana pun terjadi nantinya.
Menurut dia, pasukan andalan di garis terdepan itu punya kemampuan bergerak cepat dengan serangan mematikan jika diperlukan. NATO pun akan memperbaiki infrastruktur pendukung seperti bandara untuk pendaratan pasukan dan pelabuhan.
Pihak Gedung Putih mendukung langkah tersebut, tetapi juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Caitlin Hayden mengingatkan bahwa postur pasukan itu akan bersifat “bertahan”.
"Pasukan baru itu tidak ditujukan untuk melakukan provokasi atau ancaman terhadap Rusia, namun lebih bersifat unjuk komitmen NATO untuk pertahanan bersama, “ ujar Hayden.