Bisnis.com, JAKARTA - Banyak pihak yang salah kaprah mengenai sejarah perkampungan budaya Betawi Setu Babakan. Melalui mesin pencari Google, beberapa situs menyebutkan perkampungan ini didikan pada tahun 2004.
Padahal perkampungan budaya ini didirikan pada 18 Agustus 2000 dengan diterbitkannya Surat Keputusan Gubernur DKI Nomor 92 tahun 2000.
Sejak diterbitkannya SK itulah, satu demi satu fasilitas dibangun, perkampungan dan setu yang ada didalamnya dibangun dan ditata pada pertengahan Oktober 2000.
Hingga akhirnya diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso pada 20 Januari 2001. "Saat itu sekaligus dirangkaikan dengan acara halalbihalal masyarakat Betawi," ungkap Indra Sutisna, anggota Lembaga Pengelola Komite Nasional Kesenian dan Pemasaran Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan kepada Bisnis.com, (30/8).
Sejak berdiri hingga sekarang, perkampungan Betawi Setu Babakan telah mengalami berbagai perkembangan, termasuk perluasan wilayah perkampungan dari total 165 hektare menjadi 289 hektare. Didalamnya juga dibangun fasilitas galeri, penataan danau dan fasilitas lainnya.
Wisata Edukasi
Namanya Setu Babakan, pasti didalamnya terdapat setu atau danau. Setu ini dimanfaatkan masyarakat untuk beriwisata, seperti bermain perahu bebek atau memancing.
Tapi tidak banyak yang tahu, jauh sebelum ditetapkannya daerah ini sebagai perkampungan budaya, Setu Babakan berfungsi sebagai resapan, penampungan dan pengairan di sekitar danau.
"Air di Setu Babakan ini sangat bersih. Bahkan dulunya warga meminum air danau ini. Sekarang tidak lagi karena airnya sudah tercemar".
Sutisna menjelaskan Kemudian peruntukan danau ini berubah setelah daerah Srengseng Sawah dan Setu Babakan ditetapkan sebagai perkampungan budaya.
"Kini jadi tempat wisata edukasi".