Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat mengungkap pembajak komputer menargetkan JPMorgan Chase & Co. (JPM) dan setidaknya empat bank lain sebagai sasaran.
Serangan tersebut, menurut sumber yang dilatih oleh penegak hukum AS sebagaimana dikutip Bloomberg, mengarah kepada pencurian data nasabah yang dapat digunakan untuk menguras isi rekeningnya.
Kedua orang yang meminta identitasnya dirahasiakan menyatakan bahwa pembajak mengincar informasi mengenai nasabah dan karyawan.
Pencurian mencakup data yang jumlahnya hingga gigabytes. Tindakan ini mengindikasikan terjadinya kecurangan keuangan yang signifikan.
Mencuri data dari bank besar sangat jarang, karena mereka mengelaborasikan firewalls dengan sistem keamanan.
Bloomberg melaporkan FBI sedang menginvestigasi apakah pembajakan ini melibatkan pembajak dari Rusia terkait dengan sanksi ekonomi yang diberlakukan AS ke Rusia atas konflik Ukraina.
Saat dimintai konfirmasi, JPMorgan menolak berkomentar mengenai apakah pihaknya menjadi korban pembajakan tersebut.
"Perusahaan sebesar kami sayangnya mengalami kejahatan dunia maya hampir tiap hari," ujar Patricia Wexler, juru bicara JPMorgan mengatakan melalui e-mail.
JPMorgan sendiri sejauh ini belum mendeteksi adanya aktivitas mencurigakan atau kecurangan.
Hacker Incar Data Nasabah JPMorgan
Pemerintah Amerika Serikat mengungkap pembajak komputer menargetkan JPMorgan Chase & Co. (JPM) dan setidaknya empat bank lain sebagai sasaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Annisa Lestari Ciptaningtyas
Editor : Yusran Yunus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu