Bisnis.com, KENDAL—Pemerintah Kabupaten Kendal, Jawa Tengah bakal menjadikan Pelabuhan Kendal sebagai gerbang utama arus lalu lintas perdagangan impor dan ekspor Indonesia.
Bupati Kendal Widya Kandi Susanti mengatakan pelabuhan Kendal yang dikenal dengan nama Tanjung Kendal bakal beroperasi secara menyeluruh pada 2016. Dalam waktu dekat, pelabuhan yang bakal beroperasi lebih dulu yakni pelabuhan transportasi penyeberangan.
“Akhir tahun ini yang lebih dulu beroperasi untuk [pelabuhan] penyeberangan. Untuk pelabuhan tata niaga 2016. Ke depan, kami konsep bisa untuk ekspor impor,” papar Widya kepada Bisnis, Senin (25/8/2014).
Dia memaparkan selama ini produksi tambak udang vaname tujuan ekspor dari Kendal harus melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dengan negara tujuan tertentu. Oleh karena itu, Bupati bermaksud memfungsikan Pelabuhan Tanjung Kendal untuk perdagangan impor dan ekspor dan memutus mata rantai perdagangan melalui pelabuhan di daerah lain.
Menurutnya, infrastruktur menuju Pelabuhan Tanjung Kendal hampir mendekati proses finishing.
Di satu sisi, sejak beroperasinya Terminal Kayu Terpadu (TKT) sebagai pengolahan kayu telah melakukan ekspor ke tiga negara yakni China, Taiwan dan Jepang.
Widya menyakini beroperasinya pelabuhan dan TKT di Kendal dapat menyerap tenaga kerja hingga ratusan orang. Belum lagi, Kawasan Industri Kendal (KIK) yang bakal beroperasi akhir tahun ini dapat mengurangi angka penggangguran hingga 100%.
“Angka penggangguran di sini 30.000 jiwa. Sementara kebutuhan tenaga kerja di KIK mencapai 600.000 jiwa. Otomatis penggangguran tidak ada lagi di Kendal,” tuturnya.
Widya optimis proyek pelabuhan Kendal yang berakhir 2016 akan menarik investor asing untuk membenamkan investasi di wilayahnya. Saat ini, pihaknya telah melobi beberapa negara tujuan ekspor untuk memberitahu bahwa pelabuhan akan difungsikan sebagai jalur transportasi dan perdagangan ekspor dan impor.
Direktur PT KIK Sadeni Hendarman mengatakan KIK yang dikelola PT Kawasan Industri Jababeka nantinya membutuhkan 600.000 pekerja yang akan bekerja di kawasan industri seluas 3.000 hektare. Menurutnya, Pemkab Kendal akan membantu menyediakan kebutuhan tenaga kerja yang berasal dari Kabupaten Kendal untuk mencukupi kebutuhan tersebut lebih kurang 400.000 lebih angkatan kerja.
“Kawasan ini terintegrasi dengan pelabuhan di Kendal. Selain itu, bandara udara yang berada di Semarang juga sangat mendukung,” tuturnya.
Kawasan industri yang berada di jalur pantai utara tersebut nantinya diperkirakan menghabiskan biaya sekitar Rp2,7 triliun yang bekerjasama dengan perusahaan asal Singapura, Sembcorp Development Indonesia Pte. Ltd.
Sementara untuk tahap pertama akan dibangun 1.000 ha sesuai dengan izin lokasi pembangunan yang telah dikeluarkan Pemkab Kendal sambil menunggu proses perijinan dan pembebasan tanah untuk lahan 2.000 ha.
Sesuai dengan Perda No 24/2007 tentang Kawasan Industri Kaliwungu dan Perda No 20/2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah, KIK dapat mendirikan kawasan industri di lokasi yang telah ditunjuk. Pihak pengembang akan mempersiapkan lahan tahap I dengan berbagai fasilitas, utamanya sarana prasarana dan infrastruktur, fasilitas air bersih, pengolahan limbah dan saluran pembuangan.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengakui adanya proyek pembangunan pelabuhan Kendal cukup bagus untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Apalagi, beroperasinya pelabuhan diiringi dengan pengembangan kawasan industri di wilayah tersebut.
“Yang mengelola kawasan industri di Kendal adalah PT Jababeka yang berhasil membangun kawasan di Cikarang, Jawa Barat,” papar Ganjar kepada Bisnis.
Pihaknya mendukung konsep kepala daerah di Jateng yang hendak memajukan wilayahnya dengan memanfaatkan lahan untuk keperluan transportasi umum serta mengembangkan potensi masing-masing daerah.