Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sengketa Politik Ciptakan Ketidakpastian Iklim Usaha

Kalangan perbankan berharap sengketa politik terkait pemilihan presiden segera diselesaikan agar memberi kepastian terhadap iklim usaha.

Bisnis.com, SURABAYA - SURABAYA — Kalangan perbankan berharap sengketa politik terkait pemilihan presiden segera diselesaikan agar memberi kepastian terhadap iklim usaha.

Ketua Perhimpunan Bank Umum Nasional (Perbanas) Jawa Timur Herman Halim menguraikan kalangan perbankan kini sedang menunggu kepastian hasil pemilihan presiden. 
 
“Selama tiga bulan terakhir perbankan menilai iklim usaha tidak terlalu baik, karena ribut-ribut soal pergantian pemimpin belum kunjung jelas,” urainya, Selasa (12/8/2014).
 
Herman menilai saat iklim usaha belum bergerak kencang, perbankan juga dihadapkan pada tekanan likuiditas. Bunga dana pihak ketiga sudah berada di atas 10% sehingga penyaluran kredit pun dilakukan sangat hati-hati.
 
“Ini juga jadi problem perbankan, kalau bunga kredit dinaikkan NPL bisa meningkat. Tidak dinaikkan maka laba bisa tergerus biaya operasional,” paparnya soal problem yang dihadapi perbankan.
 
Menurutnya kesulitan yang dihadapi perbankan akan mendapat solusi bila ribut politik segera selesai. Setelah usaha berjalan sehingga perbankan terdorong pula.
 
CEO PT Bank Negara Indonesia Tbk Surabaya-wilayah Jawa Timur Dasuki Amsir menuturkan perbankan mencermati betul ketengangan politik terkait dengan pemilihan umum. Rangkaian pemilihan legislatif, presiden hingga sidang di mahkamah konstitusi.
 
“Saya sengaja turun ke KPU [Komisi Pemilihan Umum] untuk memastikan kondisi, karena di daerah itu ada unit, ada nasabah, ini terkait kredit,” jelasnya menggambarkan korelasi politik dan bisnis perbankan.
 
Dia menilai kinerja BNI wilayah Jawa Timur memang bagus, laba bersih masih Rp477,9 miliar atau berkontribusi 10% terhadap laba BNI secara nasional. Kredit juga tumbuh di atas 20% dengan non performing loan juga terjaga 2,12%.
 
“Tapi bagaimana ya, tumbuh iya, tetapi belum menggembirakan bila dibanding tahun lalu,” tambahnya.
 
Menurutnya bisnis akan kembali bergairah bila keributan politik terkait dengan pemilihan presiden segera rampung. Selain itu, dunia usaha juga menunggu susunan kabinet pemerintahan yang baru. 
 
Bila susunan kabinet diterima pasar, kata dia, maka optimisme pasar akan tumbuh. 
 
Dalam kesempatan berbeda, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV Jawa Timur Dwi Pranoto menguraikan kredit perbankan di Jawa Timur semester I/2014 tumbuh 21,3% atau Rp317,25 triliun. Pertumbuhan tersebut tergolong lebih tinggi dibandingkan saran BI agar pertumbuhan kredit di kisaran 15%.
 
Meski indikator perbankan positif, kata Dwi, ekonomi Jawa Timur menghadapi daya beli keluarga dan pelemahan investasi. Selain itu kondisi makro seperti penaikan tarif listrik diprediksi akan menekan ekonomi wilayah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper