Aspirasi calon presiden terpilih Komisi Pemilihan Umum (KPU), Joko Widodo tentang Indonesia poros maritim dunia ternyata mendulang opini komplementer. Di antaranya pentingnya pembentukan Badan Pembinaan Maritim Indonesia, juga opini penting lainnya yaitu pemberdayaan Pelabuhan Bitung di Manado.
Pelabuhan Bitung berpotensi bahari untuk container yard mengingat kedalaman selatnya kurang lebih 22-30 meter dan lautnya tenang karena di depannya ada Pulau Lembe. Apabila dikembangkan akan menghidupkan kawasan timur Indonesia.
Sebagai negara kepulauan sebesar, kita harusnya tidak kalah dengan Taiwan yang punya Kyusung, Jerman punya Hamburg sebagai pelabuhan kontainer. Selain optimasi jalur Tanjung Priok-Bitung yang aksesnya langsung ke Samudra Pasifik, juga perlu membangun tol Menado-Bitung 42 km sebagai pendukung. Selain itu, Pulau Lembe bisa dikembangkan seperti Suramadu sebagai Hub Makassar, Ambon, Sorong, Surabaya ke barat.
Bitung-Sorong-Biak sebenarnya ideal untuk dikembangkan sebagai pelabuhan dan kawasan ekonomi dengan fokus dan orientasi ke negara-negara kepulauan di Pasifik yang selama ini pasarnya dikuasai Australia dan Selandia Baru.
Kalau saja di Kawasan Timur tersebut dapat terbangun infrastruktur dan diprioritaskan juga industri pengemasan bagi semua produk liquid/cair. Produk bisa dikemas di kawasan tersebut, lalu dipasarkan ke Nauru, Palau, PNG, Bougenville, Fiji, Solomon dan sekitarnya.
Jadi paradigmanya memang perlu diubah,bahwa Indonesia timur juga merupakan serambi depan NKRI yang menghadap ke Pasifik. Hal ini barangkali bisa menjawab permasalahan kawasan timur Nusantara yang selalu merasa ‘ditinggalkan itu.
Pengirim:
Pandji R Hadinoto
Parlemen Rakyat Indonesia (Parrindo)