Bisnis.com, JAKARTA -- Apa jadinya negeri ini, bila seseorang yang sudah duduk dibangku pascasarjana, masih juga menjadi joki ujian masuk perguruan tinggi negeri (PTN)?
Ini terbukti dengan ditemukannya seorang joki saat berlangsungnya ujian tulis dan keterampilan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2014, pada pada 17-19 Juni lalu.
"Kecurangan dari joki seorang mahasiswa pascasarjana ini, untungnya cepat diketahui oleh panitia, sehingga dia lari meninggalkan tempat ujian," kata Ketua SBMPTN 2014 Ganjar Kurnia, di Jakarta, Rabu (16/7/2014).
Dia menuturkan mahasiswa pascarsarjana yang tidak disebutkan identitasnya itu, berusaha hadir di tempat ujian untuk menggantikan peserta lainnya. Tapi dia lari setelah petugas akan melakukan verifikasi.
"Waktu dia lari itu, tasnya ketinggalan berikut isinya ada telepon genggam dan kartu tanda mahasiswa. Kami melaporkan peristiwa ini kepada pihak berwenang. Dan juga ke universitas tempatnya belajar," ungkap Ganjar.
Selain itu, lanjutnya, panitia juga menemukan 11 peserta yang diketahui mengikuti ujian di dua tempat berbeda secara bersamaan.
Ganjar menuturkan ke-11 peserta tersebut mengikuti ujian dan mengisi lembar jawaban komputer, dengan identitas yang sama. Namun, hanya satu lembar jawaban yang dikumpulkan.
"Kejadian ini bisa disebut joki. Kami langsung mencoret nama peserta yang bersangkutan. Dan mereka dinyatakan tidak lulus," ungkapnya.
Mengenai sanksi bagi joki yang mahasiswa pascasarjana, Ganjar mengatakan diserahkan kepada pihak universitas tempat dia kuliah.
"Bisa jadi diberhentikan. Tapi rektor tempatnya kuliah yang akan memberhentikan, dan bukan panitia SBMPTN," tambahnya.