Bisnis.com, BEIJING -- Pemerintah China, Selasa (15/7) mempublikasikan data yang menunjukkan jumlah pinjaman bank-bank China menanjak ke atas estimasi pasar, yaitu 1,08 triliun yuan atau setara US$ 173,9 miliar pada Juni.
Data ini menegaskan upaya China untuk meminimalisasi dampak negatif keberadaan perbankan bayangan mulai berhasil.
China amat gigih mendorong bank-bank untuk memberikan pinjaman lebih banyak, mengucurkan uang lebih, untuk mencegah tukikan tajam perekonomian negara tersebut.
Meski demikian, para ekonom merekomendasikan China masih masih membutuhkan stimulus lanjut untuk memperkuat pemulihan. Apalagi, pasar properti Negara Tirai Bambu masih beku.
“Di saat tingkat pinjaman jangka pendek menuntut pasokan uang lebih banyak, peredaran uang di sistem menunjukkan otoritas harus terus menggenjot aktivitas ekonomi,” kata ekonom Forecast Pte, Chester Liaw di Singapura.
Pinjaman yuan tumbuh 14% pada Juni dari periode yang sama tahun lalu, jauh lebih baik dari ekspektasi pasar. Bank sentral China berjanji akan menjaga kredit dan pasokan uang pada tingkatan normal untuk memenuhi target pertumbuhan.
Data yang sama juga menunjukkan prediksi positif atas ekspor China. Kebijakan stimulus, termasuk pemangkasan persyaratan cadangan perbankan dan percepatan pengerjaan proyek pemerintah dinilai mulai menunjukkan keberhasilan China picu pertumbuhan.
Kementerian Perdagangan China menyatakan optimistisnya mengenai pertumbuhan ekspor yang lebih baik pada paruh kedua tahun ini.
Data investasi langsung asing tahunan yang menunjukkan kenaikan 2,2% pada paruh pertama dan percepatan belanja pemerintah diprediksikan dapat menghantarkan negara tersebut mencapai target pertumbuhan 7,5%.