Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Prediksikan Inflasi Malang pada Ramadan-Lebaran Capai 0,66%

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang memprediksikan inflasi di kota tersebut pada Ramadan-Lebaran atau Juli diperkirakan mencapai 0,66%.
 Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, MALANG—Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang memprediksikan inflasi di kota tersebut  pada Ramadan-Lebaran atau Juli diperkirakan mencapai 0,66%.

Kepala Kantor Perwakilan BI Malang Dudi Herawadi mengatakan pemicu inflasi pada Juli, terutama kenaikan bahan kebutuhan pangan karena naiknya  permintaan pada Ramadan dan Lebaran.

“Yang perlu juga diwaspadai, tarif kereta api dan pesawat terbang,” kata Dudi di Malang, Jumat (11/7/2014).

Yang menggembirakan, harga daging di Kab. Malang cenderung, tetapi harga daging di Kota Malang masih cenderung tinggi.

Dari sisi stok, produksi pangan di Kab. Malang sebenarnya berlimpah, termasuk sapi yang kesemuanya diprediksi mencukupi untuk memasok kebutuhan selama 7 bulan.

Hanya saja, dia mengingatkan, bahwa sapi yang ada di masyarakat sebenarnya tidak semuanya bisa langsung dikonsumsi dan dijadikan stok karena belum tentu langsung dapat dijual. Sapi perempuan yang ada di masyarakat jelas tidak bisa dikonsumsi karena dilarang disembelih oleh pemerintah.

Sementara itu, sapi laki-laki tidak dilepas jika masyarakat bukan peternak pemburu keuntungan, melainkan bertujuan untuk simpanan untuk memenuhi kebutuhan mendadak seperti menyekolahkan anak-anak maupun menikahkan serta lainnya.

Kepala Bulog Malang Langgeng Wisnu Adinugroho membenarkan bahwa kegiatan OP mampu meredam kenaikan harga-harga kebutuhan, yakni beras, minyak goreng, gula, dan tepung terigu.

“Hasil survei kami ke pasar menunjukkan korelasi yang positif antara kegiatan OP dan stabilnya harga bahan-bahan kebutuhan pokok,” katanya.

Kegiatan OP juga dilakukan di masing-masing Pemda pada menjelang Lebaran. Kota Malang menggelar pasar murah beberapa bahan kebutuhan pokok pada 16 Juli, sedangkan Pemkab Malang menggelar selama dua hari, yakni 19-20 Juli.

Dengan melimpahnya stok pangan dan banyaknya pasokan di pasar, Dudi optimistis, dapat meredam kenaikan harga meski  konsumsi masyarakat cenderung naik pada Ramadan dan Idulfitri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Choirul Anam
Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper