Bisnis.com, JAKARTA—Pendiri dan Ketua JD.com—bisnis e-commerce China—Richard Liu mengalami kerugian terbesar dibandingkan orang terkaya lainnya yang masuk daftar seperti yang terlihat di Bloomberg. Liu kehilangan sebanyak US$325.4juta atau sebesar 3,9%. Walaupun begitu, dilihat dari perubahan YTD, Liu banyak meraup keuntungan hingga US$5.3miliar atau 195.6%.
Liu merupakan orang yang menguasai 20% dari perusahaan yang berbasis di Beijing, yang menjual saham di NASDAQ Mei 2014. Situs ini memiliki lebih dari 47juta pelanggan aktif, 24ribu pekerja pengiriman dan 86 gudang di 36 kota. Perusahaan ini memiliki pendapatan sebesar US$11.5miliar pada tahun 2013.
Lahir di Suqian, Jiangsu, Shanghai Utara, Liu belajar sosiologi di University of China di Beijing. Dalam usia muda, Liu setidaknya menciptakan dua bisnis, menjual buku dan restoran seafood, yang ditutup setelah menemukan bahwa stafnya telah menggelapkan uang. Hal tersebut, saat itu memaksanya untuk meminjam sekitar US$32ribu dari keluarganya untuk menutupi kerugian.
Pada 1998, Liu mulai menjual produk magneto-optik di Zhongguancun dan menutup toko setelah wabah SARS melanda pada tahun 2003. Tidak berhenti disitu, dia beralih fokus ke penjualan online, pada tahun 2004 hingga saat ini menjadi perusahaan e-commerce terbesar kedua di China. Sempat berganti nama hingga saat ini menjadi JD.com dan memindahkan kantor pusatnya ke Kepulauan Cayman pada Januari 2014.
Menurut data yang dikumpulkan Bloomberg, perusahaannya terdaftar di NASDAQ, Amerika Serikat pada Mei 2014 sebagai perusahaan internet China terbesar yang pernah diperdagangkan di New York.
Saat ini, JD.com memiliki 47 juta pengguna dan menjual produk rumah, buku dan pakaian. Ini juga adalah salah satu dari 11 perusahaan di China yang memiliki izin menyewa kapasitas nirkabel dari operator bangsa yang ada. Investor di perusahaan itu termasuk miliarder Rusia Alisher Usmanov dan Yuri Milner, serta Tencent Holdings, perusahaan Internet terbesar di Asia, yang membeli saham 15% pada Maret 2014.