Bisnis.com, MEDAN—Nilai ekspor ikan dan udang Provinsi Sumatra Utara melonjak 28,40% dari April 2014 menjadi US$24,06 juta pada Mei 2014. Ekonom menilai hal tersebut dapat terus digenjot mengingat potensi masih besar.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Sumut pada Selasa (1/7/2014), jika ditilik selama Januari hingga Mei 2014, ekspor di sektor tersebut juga mengalami penaikan dari periode yang sama 2013 hingga 23,05% menjadi US$102,72 juta.
Kepala BPS Provinsi Sumut Wien Kusdiatmono mengatakan selama Januari–Mei 2014, ekspor dari 10 golongan barang (HS 2 digit), yang disokong sektor perikanan memberikan kontribusi 88,34% terhadap total ekspor Sumut. Sementara itu peranan ekspor di luar 10 golongan barang pada Januari-Mei 2014 sebesar 11,66 persen.
“Meski begitu, dari sisi pertumbuhan, ekspor 10 golongan barang tersebut turun 3,89% terhadap periode yang sama 2013,” ujarnya di Medan, Selasa (1/7/2014).
Pengamat Ekonomi dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumut Gunawan Benjamin mengatakan peningkatan ekspor ikan dan udang tersebut dipicu oleh bertumbuhnya masyarakat kelas menengah di Asia, salah satunya China.
“Pertumbuhan tersebut berpengaruh ke pola konsumsi, salah satunya konsumsi pangan. Selain mengubah pola, pertumbuhan kelas ekonomi tersebut juga mendongkrak permintaan bahan pangan tertentu,” ungkapnya kepada Bisnis, Rabu (2/7/2014).
Namun, dia mempersoalkan kurangnya perhatian pemerintah terhadap sektor perikanan. Terutama terkait dengan pendekatan terhadap institusi perbankan. Padahal, menurutnya sektor tersebut berpeluang menjadi andalan Indonesia.
“Saya juga masih tak paham kenapa perbankan memandang sektor tersebut high risk. Pemerintah perlu turun tangan lebih lanjut untuk meyakinkan perbankan,” ujarnya.