Bisnis.com, JAKARTA--Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyiapkan dana siap pakai sebesar Rp355 miliar untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan sebagai dampak El Nino.
Dana tersebut terutama akan dialokasikan untuk sembilan provinsi di wilayah Sumatera dan Kalimantan yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Sembilan provinsi itu antara lain Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.
BNPB juga menyiapkan sejumlah peralatan untuk mengantisipasi kebakaran. Peralatan yang dimaksud mencakup tiga unit helikopter, yaitu Bolco, Kamov, dan Sikorsky, untuk memadamkan api dan asap yang ditempatkan di Riau. Selanjutnya, helikopter MI-8 yang telah ditempatkan di Palembang dan Palangkaraya.
“Sebanyak 2.500 personil TNI dan Polri juga siap dimobilisasi jika diperlukan,” ujar Kepala BNPB Syamsul Maarif di laman Sekretariat Kabinet RI, Senin (23/6/2014).
Belajar dari kejadian sebelumnya, lanjutnya, dampak El Nino terhadap situasi dan kondisi di Indonesia dapat menjadi sangat besar. Dia mencontohkan dampak El Nino 1997 yang menyebabkan kekeringan, kebakaran hutan dan lahan yang luas, krisis pangan, hingga krisis energi yang kemudian memicu krisis ekonomi dan politik.
BNPB, ujar Syamsul, telah meminta para kepala daerah di tingkat kabupaten/kota dan provinsi untuk bertanggungjawab dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan di wilayah masing-masing. Sebagai dasar pelaksanaan operasi, lanjutnya, kementerian dan lembaga terkait telah menyusun standar operasional prosedur untuk menanggulangi potensi bencana.
Mengacu laman Sekretariat Kabinet RI, sebanyak 236 titik hotspot di Riau telah terdeteksi pada Senin (23/6). Antara lain sebanyak 97 hotspot di Rokan Hilir, 46 hotspot di Bengkalis, 29 hotspot di Dumai, 19 hotspot di Pelalawan, 17 hotspot di Kampar, 11 hotspot di Rokan Hulu, 10 hotspot di Kuansi, dan tujuh hotspot di Siak.