Bisnis.com, SINGAPURA – Penjualan rumah Singapura mengalami peningkatan tertinggi pada Mei, setelah dalam satu tahun terakhir proyek baru para pengembang sempat tersendat.
Lembaga pemerintah, Urban Redevelopment Authority negeri Merlion pada Senin (16/6/2014) mempublikasikan laporan yang menunjukkan penjualan pada bulan Mei meningkat hingga 1.470 rumah, dari penjualan sebanyak 749 unit pada April. Ini merupakan tanjakan paling tinggi sejak Juni 2013 lalu, dan meningkat 0,8% dari periode yang sama tahun lalu.
Penjualan rumah akhirnya kembali bergairah di pasar rumah dengan harga tertinggi kedua di Asia seiring para pengembang memberlakukan diskon untuk menarik pembeli. Penjualan rumah pada kuartal pertama sempat tergelincir untuk kedua kalinya. Pada Juni lalu, pemerintah Singapura juga memperkenalkan sistem pinjaman untuk menyiasati lesunya pasar perumahan.
“Para pengembang menandatangani beberapa proyek pada bulan lalu, dan pembeli berhasil datang berkat tawaran diskon,” kata Direktur Eksekutif SLP International Property Consultant, Nicholas Mak di Singapura.
Menurut Mak, kini para pengembang menetapkan harga yang lebih rasional pada proyek mereka.
Awal Juni lalu, otoritas moneter Singapura menyampaikan para para pemberi pinjaman harus mempertimbangkan utang hipotek peminjam, jika membeli rumah dengan skema peminjaman. Utang dari sektor perumahan seharusnya tidak menyebabkan rasio utang peminjam berada di atas 60%.
Adapun pinjaman hipotek tumbuh 7,3% pada April, laju paling lambat sejak 2007. Hingga saat ini, Singapura merupakan kota termahal setelah Hong Kong untuk membeli rumah di Asia. (Bloomberg)