Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sumsel Didesak Terapkan Bokar Bersih

Pengusaha karet di Sumsel mendesak pemerintah daerah untuk segera merealisasikan program bahan olah karet (bokar) bersih agar harga karet di tingkat petani bisa stabil.

Bisnis.com, PALEMBANG – Pengusaha karet di Sumsel mendesak pemerintah daerah untuk segera merealisasikan program bahan olah karet (bokar) bersih agar harga karet di tingkat petani bisa stabil.

Sekretaris Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Awi Aman mengatakan bokar bersih merupakan kunci utama agar industri karet mulai dari hulu sampai hilir berkelanjutan.

“Harus ada upaya bokar bersih, itu kunci untuk kami [usaha karet] hidup dalam jangka panjang. Kalau tidak akan terganggu harga terus,” katanya usai acara Forum Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (F-KEKR) Sumsel, Selasa (3/6/2014) petang.

Dia mengatakan petani memang menjadi “korban” pertama saat harga karet melemah di pasar global. Dalam kondisi harga yang terus merosot, petani pun seolah tidak memiliki posisi tawar tinggi karena mayoritas tidak menjual bokar bersih.  

Padahal, jika petani menjual bokar bersih harga yang diterimanya juga lebih tinggi dibanding bokar kotor yang biasa mereka jual kepada pedagang maupun pabrik.

Berdasarkan data Gapkindo, harga bokar di tingkat petani dengan kualitas 65% per 30 Mei 2014 senilai Rp12.469 per kilogram. Sementara jika petani menjual bokar kualitas 80% maka petani bisa mendapat harga Rp15.346 per kg.

Awi mengatakan petani masih menjual bokar kotor karena pengetahuan mereka terhadap penghitungan kadar kering masih minim, sehingga peran pemerintah daerah untuk memberi edukasi dan sosialisasi terkait program bokar bersih sangat diperlukan.

Pengusaha karet menaruh perhatian terhadap harga di tingkat petani karena jika dibiarkan terus melemah bisa mempengaruhi semangat petani untuk berkebun dan memilih profesi lain.  Jika demikian maka sektor hulu dari industri karet Sumsel terganggu.

Terkait kinerja perdagangan karet Sumsel di pasar ekspor, Awi mengemukakan, saat ini permintaan masih relatif stabil.

“Permintaan ekspor masih stabil meskipun harga fluktuatif dan bergantung pada kondisi negara pembeli,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper