Bisnis.com, MANILA - Ekonomi Filipina melambat di bawah laju 6% untuk pertama kalinya selama 9 kuartal, sehingga memaksa bank sentral untuk menjaga suku bunga acuan di level terendah.
Badan Pusat Statistik mencatat produk domestik bruto (PDB) tumbuh 5,7% pada kuartal I/2014 year-on-year (yoy) dan 1,2% quarter-to-quarter.
Padahal, Filipina sempat mencetak pertumbuhan hingga 6,3% pada kuartal IV/2014. Survei Bloomberg sendiri memperkirakan ekonomi Filipina akan meningkat 6,4%.
Data ekonomi kali ini bisa dibilang yang terlemah dari kuartal-kuartal sebelumnya. Akselerasi investasi infrastruktur yang dijanjikan oleh pemerintah kemungkinan mengerek kembali pertumbuhan ekonomi pada kuartal mendatang, kata Philip McNicholas, ekonom senior BNP Paribas SA di Hongkong, Kamis (29/5/2014).
Prediksi perlambatan ekonomi pada kuartal I/2014 sebenarnya telah disampaikan oleh Sekretaris Perencanaan Ekonomi Filipina Arsenio Balisacan.
Angin topan Haiyan yang memporak-porandakan Filipina pada November tahun lalu merupakan penyebab utama melambatnya ekonomi negeri ini.
Senada dengan Balisacan, Gubernur bank sentral Filipina Amando Tetangco juga menambahkan perlambatan ekonomi emerging markets akibat normalisasi moneter Amerika Serikat dan kebijakan moneter Eropa, serta kesenjangan pertumbuhan di Jepang dan China memberikan efek negatif terhadap Filipina.
Berdasarkan survei Bloomberg, Bangko Sentral ng Pilipinas akan menaikkan suku bunga acuan menjadi 4% dari 3,5%. Otoritas moneter telah menaikkan rasio kecukupan cadangan kas dua kali pada tahun ini guna membatasi likuditas.
Setelah pemerintah merilis data ekonomi Filipina, indeks acuan saham terkoreksi 0,7% pada pukul 10.38 a.m waktu Manila dan peso merosot 0,3%.