Bisnis.com, JAKARTA, Politikus kontroversial, Narendra Modi, diperkirakan akan menjadi Perdana Menteri India. Hasil Pemilu menunjukkan kelompok oposisi Partai Bharatiya Janata, yang dipimpin Modi, memperoleh kursi mayoritas di parlemen.
Bharatiya Janata dan koalisinya mendapatkan 335 dari 543 kursi di parlemen India. Jumlah ini melampaui 272, batas minimal untuk meraih kursi mayoritas, seperti dikutip Bloomberg.
Sementara itu, Partai Kongres, yang merupakan partai yang sedang berkuasa, hanya mendapatkan 59 kursi. Angka ini merupakan yang terburuk bagi Partai Kongres yang berkuasa sejak kemerdekaan India tahun 1947. Sisa kursi dibagi rata untuk partai-partai daerah, menurut stasiun televisi NDTV.
Kemenangan kelompok Modi merupakan buntut dari kekecawaan pemilih terhadap lesunya ekonomi India dan korupsi yang merajalela di negara itu.
"Orang India ingin pertumbuhan, pekerjaan, inflasi yang rendah, dan mengurangi korupsi," kata S. Narayan, peneliti senior di National University of Singapore. “Itulalah pesan dari mandat yang diberikan rakyat India kepada Modi.”
Pemimpin kontroversial
Di India, Modi merupakan politikus kontroversial. Pada tahun 2002, sebagai Kepala Menteri Negara Bagian Gujarat, dia gagal meredam kerusuhan antara umat Hindu dan Islam. Kerusuhan ini menyebabkan 1000 orang lebih, yang kebanyakan Muslim, tewas.
Pengalaman kelamnya inilah yang menjadi bahan kampanye lawan politik untuk memojokkannya. Musuh politiknya mengatakan, jika Modi berkuasa, peristiwa di Gujarat tersebut akan kembali terulang. India memang memiliki trauma buruk dalam hubungan antara umat Islam dan Hindu sejak kemerdekaan negara tersebut.
Namun, Modi membantah tuduhan tersebut. Panel yang dibentuk Mahkamah Agung untuk menyelidiki kerusuhan, juga membuktikan Modi tidak bersalah.