Bisnis.com, DENPASAR --Tahun ini Bali diperkirakan akan mampu mengekspor ikan tuna mentah lebih banyak dibanding sebelumnya.
Ekspor ikan tuna mentah dari Bali tahun ini diperkirakan tumbuh 30% dibandingkan hasil 2013 karena meningkatnya jumlah tangkapan.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Tuna Longline Indonesia (ATLI) Dwi Agus Siswa Putra mengungkapkan cuaca bagus sepanjang awal tahun sangat membantu nelayan mendapatkan tangkapan ikan tuna.
"Harapannya bisa lebih banyak dari yang sekarang dan kondisinya akan terus seperti awal tahun ini,"ujar Dwi Putra kepada Bisnis, Selasa (13/5/2014).
Sepanjang kuartal I 2014, ekspor ikan tuna ATLI sebanyak 2.184 ton, dengan 1.541 ton dikirimkan ke Jepang dan sisanya ke Eropa. Pada akhir 2013 lalu, total ekspor ikan tuna dari Pelabuhan Benoa Bali sebanyak 7.322 ton.
Jika kondisi cuaca seperti awal tahun ini, Dwi Putra optimistis sampai akhir tahun ekspor meningkat.
Pasalnya, jumlah kapal yang akan beroperasi diperkirakan meningkat 2% dari saat ini sebanyak 650 unit kapal.
Artinya, lanjut Dwi Putra, potensi tangkapan pun semakin besar.
ATLI berharap tahun ini akan semakin membaik ekspor ikan tuna dari Bali.
Lantaran sejak 2 tahun terakhir, ekspor tidak terlalu naik signifikan akibat cuaca tidak mendukung sehingga tangkapan terkendala.
Dwi Putra mengakui bahwa pasar ekspor ke Jepang masih primadona karena kebutuhan sushi di negara tersebut sangat besar.
"Jepang masih membutuhkan tuna mentah dalam jumlah banyak, dan harapannya kami terus bisa memasok dalam jumlah besar," jelasnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Bali, ekspor ikan tuna segar dan beku menjadi penyumbang devisa terbesar sektor perikanan dan kelautan Bali.
Dari total perikanan dan kelautan Bali pada akhir tahun lalu sebesar US$114,8 juta, ekspor tuna segar dan beku menyumbang US$16,8 juta.
Namun, ekspor tersebut menurun 7,75% dari total ekspor tahun sebelumnya.
Selain tuna, ekspor perikanan lainnya adalah ikan kerapu, ikan hias hidup, ikan kakap, dan kepiting.
Sementara itu, hingga Maret 2014, Jepang masih menjadi negara penyerap terbesar ikan dan udang asal Bali.
Sampai Maret 2014, ekspor ikan dan udang asal Bali ke Jepang senilai US$7,87 juta atau 37,17% dari total ekspor ikan dan udang.
Menurut Kepala BPS Bali Panusunan Siregar, komoditas perikanan yang menembus Negeri Sakura berupa ikan tuna segar, tuna beku, udang dan ikan hias hidup.
Selain Jepang, pasar Amerika Serikat menyerap 16,28%, Singapura 1,68%, Prancis 0,92%, dan Australia 4,77%, Italia 0,97%, Inggris 0,79%, Hongkong 5,26%, Jerman 0,73%, dan sisanya diserap berbagai negara lain.
"Potensi ekspor tuna asal Bali masih bisa digenjot lebih tinggi lagi, tetapi sebenarnya yang perlu ditingkatkan juga soal kualitas karena Jepang biasanya cukup sensitif," jelas Panusunan.