Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Transaksi Pasar Modal Riau Naik 50%

Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) Riau mencatat nilai transaksi pasar modal pada kuartal I/2014 meningkat 50% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Bisnis.com, PEKANBARU—Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) Riau mencatat nilai transaksi pasar modal pada kuartal I/2014 meningkat 50% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Kepala Kantor PIPM Riau Emon Sulaeman mengatakan nilai transaksi rata-rata mencapai Rp300 miliar per bulan, sedangkan pada kuartal I/2013 hanya Rp200 miliar per bulan. Pertumbuhan investor di provinsi tersebut cukup prospektif.

“Pada Maret 2014 transaksinya Rp365 miliar, sedangkan April sementara baru Rp280 miliar. Namun, masih ada satu sekuritas yang belum masuk datanya, satu sekuritas rata-rata Rp50 miliar,” kata Emon kepada Bisnis, Rabu (7/5/2014).

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) jumlah investor pada kuartal I/2014 ada penambahan sebanyak 400 orang. Jadi, total investor dari Riau sudah mencapai 4.693 investor.

Saat ini terdapat delapan perusahaan efek yang telah memiliki kantor cabang di Pekanbaru antara lain BNI Securities, Indo Premier Securities, PT RHB OSK Securities Indonesia, Valbury, Bumiputera Capital Indonesia (BCI), Reliance Securities, Trimegah, dan Panin Sekuritas. 

PIPM akan berupaya meningkatkan jumlah investor melalui sejumlah program sosialisasi, mulai dari edukasi melalui sekolah pasar modal, investor gathering, hingga membuka galeri BEI di kampus-kampus.

Namun, masih terdapat tantangan dalam pelaksanaan sosialisasi terutama pada masyarakat yang berdomisili di daerah satelit Pekanbaru. Mayoritas memiliki uang yang banyak dari sektor perkebunan, tetapi belum digunakan untuk investasi.

Dia menjelaskan kebanyakan masyarakat di daerah tersebut minim akses informasi pasar modal. Mereka hanya melihat potensi dan keuntungan tanpa mengetahui risiko dalam berinvestasi.

“Masyarakat di daerah Kampar, Pasir Pangaraian, Bagan Batu, dan Pelalawan mempunyai potensi uang yang besar, tetapi cenderung konsumtif. Kami akan mengubah cara pandang mereka agar mau mengembangkan uang dengan cara investasi,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper