Bisnis.com, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika meramalkan musim kemarau tahun ini berlangsung normal hingga Agustus. Dampak El Nino diprediksi mulai terasa September dengan intensitas lemah.
Kepala BMKG Andi Eka Sakya mengatakan saat ini sebagian besar wilayah Indonesia sedang dalam transisi menuju kemarau. Adapun daerah yang sudah memasuki kemarau adalah sebagian Sumatra sejak Januari dan Februari. Selain itu, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, sejak akhir Maret.
“Dari musim kemarau, kami akan lihat, kalau terjadi El Nino, meskipun lemah, musim kemarau bisa panjang,” katanya seusai rapat koordinasi ketahanan pangan di Kemenko Perekonomian, Selasa (29/4/2014).
BMKG, lanjutnya, terus mengamati suhu muka air laut di wilayah Pasifik yang sekarang bergerak dari barat ke timur alias tanda-tanda El Nino akan terjadi. Meskipun demikian, Andi memperkirakan dampak El Nino lemah atau kekeringan yang ditimbulkan tidak semasif 1997-1998.
Andi menambahkan dampak El Nino di tiap daerah berbeda beda mengingat di Tanah Air ada 342 zona musim yang memiliki karakter masing-masing.
El Nino adalah peristiwa memanasnya suhu air permukaan laut di pantai barat Peru-Ekuador (Amerika Selatan). Biasanya suhu air permukaan laut di daerah tersebut dingin karena adanya up-welling atau arus dari dasar laut menuju permukaan.
Di Indonesia, sebagian besar angin muson dari Asia yang membawa banyak uap air berbelok menuju daerah tekanan rendah di pantai barat Peru-Ekuador. Akibatnya, angin yang menuju Indonesia hanya membawa sedikit uap air sehingga terjadilah musim kemarau yang panjang.