Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PENAIKAN TDL: Apindo Jabar Bakal Protes ke KPPU

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat menyesalkan keputusan pemerintah yang bersikeras akan menaikkan tarif listrik bagi industri kakap pada Mei mendatang sebesar 38,9% bagi industri golongan I3 dan 64,7% bagi I4.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, BANDUNG - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat  menyesalkan keputusan pemerintah yang bersikeras akan menaikkan tarif listrik bagi industri kakap pada Mei mendatang sebesar 38,9% bagi industri golongan I3 dan 64,7% bagi I4.

Ketua Apindo Jabar Dedy Widjaja mengatakan penaikan listrik ini dikhawatirkan berimbas pada kalah bersaingnya produk lokal terhadap impor.

Menurutnya, dapat dipastikan imbas dari kenaikan listrik ini harga barang akan naik 10%-15%.

“Harga barang pasti akan lebih mahal karena biaya produksi kian meningkat. Yang paling dikhawatirkan harga barang mahal dibandingkan impor lebih murah,” katanya kepada Bisnis, Kamis (24/4/2014).

Jika barang mahal dan tidak laku dijual maka akan berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran oleh perusahaan karena tidak mampu lagi membayar upah terhadap buruh.

Dia menjelaskan jangan sampai hal ini terjadi karena industri kalah bersaing dengan impor yang akhirnya merugikan pengusaha dan buruh.

Adapun soal insentif yang akan diberikan pemerintah, jelasnya, hingga saat ini hal tersebut masih menjadi wacana. Padahal, kenaikan listrik tinggal menghitung hari.

“Kenaikan kan akan diberlakukan 1 Mei, sementara pemerintah dan pengusaha belum melakukan persiapan apa-apa. Ya, jalan akhirnya kami menaikkan barang,” katanya.

Pihaknya juga akan menggelar musyawarah bersama serikat pekerja untuk mencari jalan keluar adanya kebijakan ini. Karena menurutnya pengusaha dan buruh sama-sama dirugikan dalam kenaikan listrik ini.

“Besok atau Senin mendatang kami akan menggelar pertemuan bersama buruh untuk membuat surat pengaduan, apakah kita nantinya akan melaporkan ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)  atau bagaimana,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper