Bisnis.com, BOGOR-- Longsor yang terjadi Sabtu petang di bangunan bekas diklat (ex-diklat) Aneka Tambang Tbk di Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, menewaskan satu orang.
"Musibah longsor terjadi pukul 18.00 WIB menjelang magrib saat hujan deras, lokasi bangunan bekas diklat (ex-diklat) Antam, jadi bukan mess karyawan," ujar Arief Armanto, External Relations Antam UBPE Pongkor, seperti dikutip Antara, Minggu (6/4/2014)
Arief menjelaskan lokasi ex-diklat Antam yang tertimpa longsor tersebut berada di Kampung Konod, Desa Bantarkaret, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor.
Adapun korban meninggal dunia satu orang bernama Nasikum karyawan dari CV Jaya Abadi yang sudah bekerja lebih dari lima tahun.
Ia menjelaskan, berdasarkan informasi dari saksi mata, Jumhi, karyawan dari PT MCG yang secara langsung melihat kejadian tersebut, korban sedang berada di luar bangunan yang sudah tidak dipergunakan tersebut.
Posisi korban berada di antara bangunan dan mushola. Pada saat itu korban sedang berinteraksi dengan rekan lainnya tentang genangan air yang dapat masuk ke dalam bangunan.
"Seketika tebing setinggi 30 meter yang berjarak sekitar 200 meter dari lokasi kejadian mengalami longsor. Material longsoran bergerak cepat, membawa material tanah dan air yang mendorong hingga merusak sebagian bangunan dan mushola. Material longsoran dan reruntuhan bangunan menimpa korban, sehingga korban tidak sempat menyelamatkan diri," ujar Arief.
Proses evakuasi telah dilakukan oleh tim ERG (Emergency Response Group) PT Antam (Persero) Tbk UBPE Pongkor, dilakukan langsung setelah Tim mendapatkan informasi dari saksi.
Sesuai dengan prosedur tanggap darurat penyelamatan korban, terlebih dahulu orang-orang yang berada di sekitar areal kejadian dievakuasi.
Tim ERG berhasil mengevakuasi korban pada pukul 21.00 WIB dalam keadaan meninggal dunia, kemudian korban dibawa menuju Pusat Kesehatan milik PT Antam (Persero) Tbk UBPE Pongkor dengan menggunakan ambulance. Selanjutnya penanganan dilakukan oleh CV Jaya Abadi.
Arief menambahkan, penyebab tanah longsor dipicu oleh adanya fenomena alam berupa cuaca ekstrim dengan curah hujan sebesar 138 mm dalam jangka waktu lebih dari dua jam secara menerus, melebihi curah hujan rata-rata.