Bisnis.com, BEIJING - China menolak pernyataan Perdana Menter Jepang Shinzo Abe yang menganalogikan aneksasi Rusia di Crimea dengan apa yang dilakukan China di sengketa Laut China Timur dan Selatan. China juga menyebut Abe dengan istilah munafik.
Abe mengatakan hal itu ketika menghadiri pertemuan G7 di The Hague bulan ini, dan dia juga menyebutkan bahwa China mencoba mengubah status quo melalui cara kekerasan, yang serupa dengan Rusia.
Juru Bicara Kemenlu China Hong Lei mengatakan bahwa komentar itu sama sekali tidak masuk akal.
"Kami sudah mengatakan sejak lama, di satu sisi pemimpin Jepang itu secara munafik menawarkan penguatan kerja sama Sino-Jepang, dan di sisi lain selalu mengatakan hal buruk tentang China di forum internasional. Komentar itu menunjukkan benar perangai aslinya," katanya, seperti dilansir Reuters (28/3/2014).
Hong menambahkan, Abe mencoba menipu publik internasional dan mencemarkan nama baik China, meski dirinya yakin bahwa mata dunia tidak akan terbutakan dengan pernyataan Tokyo.
Dia menjelaskan, pusat sengketa teritorial disebabkan oleh Jepang yang telah mengakuisisi pulau tak berpenghuni, yang disebut Diaoyu oleh China dan Senkaku oleh Jepang.
Beijing, paparnya, selalu ingin menuntaskan masalah tersebut dengan jalan dialog meski menegaskan bahwa kedaulatan adalah hal terpenting.
Pemerintah China Tuding PM Jepang Shinzo Abe Munafik
China menolak pernyataan Perdana Menter Jepang Shinzo Abe yang menganalogikan aneksasi Rusia di Crimea dengan apa yang dilakukan China di sengketa Laut China Timur dan Selatan. China juga menyebut Abe dengan istilah munafik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
5 jam yang lalu
Gerak BlackRock Cs di Saham Antam (ANTM) Jelang 2025
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
22 detik yang lalu
Gunung Raung Kembali Erupsi, Masyarakat Diimbau Waspada
19 menit yang lalu