Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu surat kabar ternama Inggris, The Telegraph, hari ini Selasa (25/3/2014) mewartakan bahwa Malaysia Airlines nomor penerbangan MH370 jatuh di Samudera Hindia akibat misi bunuh diri.
Kabar ini disampaikan The Telegraph mengutip sumber yang terlibat dalam penyelidikan MH307 yang disebut koran ini sebagai sumber sangat terpercaya.
Tim yang menyelidiki hilangnya pesawat Boeing 777 itu meyakini bahwa tidak ada malfungsi (kerusakan pesawat) atau kebakaran yang bisa menjadi penyebab penerbangan tidak lazim pesawat tersebut atau matinya sistem komunikasi sebelum pesawat itu membelok sangat tajam dari jalurnya kepada penerbangan sunyi senyap selama tujuh jam di atas samudera, lapor The Telegraph mengutip sumber tersebut.
Sebuah analisis dari rute penerbangan, sinyal dan komunikasi menunjukkan bahwa pesawat itu terbang "dalam cara yang masuk akal".
Sumber itu berkata kepada The Telegraph bahwa para penyelidik yakin bahwa "ini adalah tindakan sengaja seseorang di dalam pesawat yang memiliki pengetahuan sangat mendalam untuk melakukan yang telah dilakukannya."
Dia mengatakan tidak ada motif selain misi bunuh diri itu.
Ketika ditanya mengenai kemungkinan pesawat mengalami malfungsi atau kebakaran dalam pesawat, sumber itu menegaskan, "Para penyelidik telah menempuh proses bagaimana Anda membawa pesawat itu terbang selama 8 jam. Para penyelidik menyimpulkan pesawat itu diterbangkan dengan cara yang masuk akal."
Malaysia Airlines untuk pertama kalinya kemarin mengungkapkan bahwa Fariq Abdul Hamid, co-pilot berusis 27 tahun, berada di MH370 sebagai pilot penuh Boeing 777.
Fariq bergabung dengan Malaysia Airlines 7 tahun lalu dan telah memiliki 2.763 jam terbang namun hanya enam kali berada di kokpit Boeing 777. Penerbangan MH370 adalah untuk pertama kalinya dia berada di kokpit pesawat jenis ini sebagai pilot penuh, karena lima penerbangan sebelumnya selalu didampingi pilot latih atau dalam status latihan.
Untuk itulah para analis meyakini ketidakberpengalaman sang co-pilot dalam menerbangkan Boeing 777 membuatnya tak mungkin menjalankan misi bunuh diri, demikian The Telegraph.