Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Misteri MH370: Pesawat Mungkin Bisa Ditemukan, Pulau Kudahuvadhoo Jadi Harapan

Badan pengawas perjanjian nuklir PBB menyatakan perlengkapan sensor supercanggih mereka tidak menangkap adanya ledakan atau tabrakan baik di darat maupun di udara sejak MH370 menghilang pada 8 Maret 2014.
Ilustrasi-Peta perjalanan Malaysia Airlines MH370/Reuters
Ilustrasi-Peta perjalanan Malaysia Airlines MH370/Reuters

Bisnis.com, PETALING JAYA – Pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang saat melakukan penerbangan dari Kuala Lumpur ke Beijing kemungkinan masih bisa ditemukan.

Harapan baru itu muncul seiring pernyataan badan pengawas perjanjian nuklir PBB yang menyatakan perlengkapan sensor supercanggih mereka tidak menangkap adanya ledakan atau tabrakan baik di darat maupun di udara sejak MH370 menghilang pada 8 Maret 2014.

Laporan dari badan pengawas nuklir PBB itu memberikan harapan baru soal penemuan pesawat di saat melaporkan kemungkinkan pesawat berada di sekitar pulau karang Kudahuvadhoo, Lautan Hindia.

Badan Pengawas Larangan Pengujian Nuklir atau Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty Organi­sation (CTBTO) yang bermarkas di Australia ini memiliki peranti sensor supercanggih yang dapat merekam seluruh kejadian di bumi.

Sekretaris Eksekutif CTBTO Lassina Zarbo menyebutkan, kecelakaan pesawat bisa dideteksi dengan tiga hingga empat teknologi yang digunakan badan pengawas internasional PBB ini.

“Data kami berpotensi dapat memberi keterangan keberadaan penerbangan MH370. Kami berkewajiban membantu para keluarga korban yang resah menantikan kabar orang tercinta mereka dan perangkat kami bisa digunakan sepenuhnya,” ujar Zarbo di laman CTBTO.

Meski sistem yang ada terutama digunakan untuk mendeteksi ledakan nuklir, perangkat ini juga bisa mendeteksi ledakan dari sebuah pesawat besar akibat benturan dengan tanah maupun air.

CTBTO telah mendeteksi sejumlah kecelakaan pesawat di masa lalu, termasuk kecelakaan pesawat di Bandara Narita Jepang pada Maret 2009.

Jika informasi dari CTBTO ini benar, maka hal itu memunculkan pertanyaan soal keberadaan pesawat saat ini.

Sejauh ini pihak berwenang belum memastikan bahwa pesawat itu jatuh di Lautan Hindia. Mereka masih mencari lokasi yang mungkin menjadi tempat pesawat itu mendarat.

Sementara di kawasan selatan Laut Hindia, sejumlah kepulauan telah diselidiki.

Penyelidikan termasuk dilakukan ke Pulau Male di Maladewa, pangkalan militer AS Diego Garcia, juga bandara di Sri Langka dan semua tempat yang dilaporkan diunggah ke dalam data simulator di rumah pilot Kapten Zaharie Ahmad Shah.

Lokasi lain yang diselidiki adalah Pulau Christmas dan Pulau Cocos Keeling, yang juga berada di Lautan Hindia.

Sementara itu, penduduk di Pulau Kudahuvadhoo di Dhaal Atoll, Kepulauan Maladewa dilaporkan melihat sebuah pesawat terbang rendah di pagi saat hilangnya MH370.

Lapangan militer AS Diego Garcia berada di sebelah selatan kepulauan karang tersebut.

Sejumlah warga Kudahuvadhoo menyebutkan kepada portal setempat bahwa mereka melihat pesawat besar yang terbang rendah sekitar pukul 6.15 pagi pada 8 Maret 2014.

Mereka menyebutkan, pesawat dimaksud berwarna putih dengan garis merah, tanda ini sama dengan tampilan pesawat Malaysia Airlines.

Saksi mata dari Kudahuvadhoo memastikan bahwa pesawat melintas dari arah Utara ke Tenggara, menuju arah selatan Maladewa, Addu.

Mereka juga mengaku mendengar suara gemuruh saat pesawat itu melintas di atas pulau tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Saeno
Editor : Saeno
Sumber : thestar.com.my

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper