Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

521 Penerbangan Pekanbaru Dibatalkan

Kabut asap yang menyelimuti Provinsi Riau hingga akhir pekan lalu telah menyebabkan 521 penerbangan sepanjang 23 Februari-17 Maret 2014 dibatalkan.
 Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru
Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru

Bisnis.com, PEKANBARU — Kabut asap yang menyelimuti Provinsi Riau hingga akhir pekan lalu telah menyebabkan 521 penerbangan sepanjang 23 Februari-17 Maret 2014 dibatalkan.

Kepala Bidang Perhubungan Udara Dinas Perhubungan Provinsi Riau Eddy Sukiatnadi mengatakan pembatalan penerbangan seluruhnya terjadi pada Maret 2014 setelah pada Februari penerbangan hanya mengalami penundaan (delay) dan pengalihan pendaratan (divert).

“Pada Februari hanya ada delapan penerbangan divert dan 81 penerbangan delay, belum ada yang dibatalkan. Kondisi pada Maret ini merupakan yang terparah, belum pernah saya mengalami ini sebelumnya,” kata Eddy kepada Bisnis, Selasa (18/3/2014).

Dia menambahkan jumlah tersebut langsung mengalami lonjakan pada bulan ini menjadi 29 penerbangan divert dan 293 penerbangan delay baik yang menuju atau meninggalkan Kota Pekanbaru.

Jika dibandingkan dengan bencana asap tahun lalu, lanjutnya, jumlah delay dan divert hanya sekitar 100 penerbangan. Selain itu, tidak pernah ada pembatalan penerbangan seperti tahun ini.

Eddy berpendapat seharusnya PT Angkasa Pura II merilis laporan terkait dengan kerugian yang ditanggung Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru selama bencana asap terjadi. Masyarakat umum dinilai perlu mengetahui dampak dari bencana tersebut.

“Informasi yang beredar selama ini hanya berupa perkiraan dari salah satu manajer yang bertugas tanpa ada penghitungan resmi. Padahal, banyak sektor yang terlibat di bandara baik dari maskapai, tenant, dan penyedia fasilitas lain bandara,” ujarnya.

Kendati demikian, imbuhnya, pihak maskapai penerbangan tidak akan enggan atau mengganti rute penerbangan dari maupun ke Pekanbaru. Permintaan masyarakat dinilai masih menjadi faktor pertimbangan utama.

“Faktor alam memang menjadi pertimbangan, tetapi bukan yang utama. Terlebih, jika pemerintah pusat dan daerah sudah lebih serius dalam upaya pencegahan,” ujarnya.

Menurutnya, pihak maskapai penerbangan hanya mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari sisi bisnis. Sepanjang tren jumlah penumpang (load factor) terus mengalami kenaikan, rute penerbangan di suatu wilayah akan tetap dipertahankan.

Eddy menjelaskan penghapusan atau pengalihan sebuah rute penerbangan biasanya terjadi karena faktor bisnis. Bisa karena adanya tren penurunan load factor, rotasi pesawat, atau pengalihan ke rute yang lebih potensial.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper