Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Ukraina: Menurut Putin Inilah Penyebabnya

Menurut Putin, saat berbicara pada pertemuan dengan para anggota Dewan Keamanan Rusia, Kamis (13/3/2014), krisis di Ukraina disebabkan oleh faktor internal, bukan oleh Rusia
Vladimir Putin/Reuters
Vladimir Putin/Reuters

Bisnis.com, SOCHI -- Presiden Rusia Vladimir Putin sedang membangun persepsi tentang penyebab krisis di Ukraina.

Menurut Putin, saat berbicara pada pertemuan dengan para anggota Dewan Keamanan Rusia, Kamis (13/3/2014), krisis di Ukraina disebabkan oleh faktor internal, bukan oleh Rusia

"Tentu, kita tidak dapat mengabaikan perkembangan di sekitar Ukraina, Crimea, dan ini masalah yang rumit. Saya ingin menekankan bahwa krisis ini bukan disebabkan oleh kita, tetapi kita terlibat di dalamnya sebagai satu cara atau lainnya," kata Putin.

"Ini terutama karena krisis internal Ukraina. Sayangnya, kita semua memahami bahwa kita sudah terlibat dalam peristiwa ini," tambahnya.

"Mari pikirkan bersama bagaimana kita harus membangun hubungan dengan mitra-mitra kita dan teman-teman di Ukraina serta dengan para mitra kita di Eropa dan Amerika Serikat," kata Putin.

Dia mengatakan bahwa Ukraina pada awalnya tidak pernah tercatat pada agenda rapat.

Pertama-tama, yang dijadwalkan adalah isu pengembangan hubungan antara Federasi Rusia dan Amerika Tengah serta negara-negara Karibia," kata Putin, menunjukkan bahwa hal itu yang akan dibahas terlebih dulu.

Rapat Dewan Keamanan Rusia itu dihadiri Perdana Menteri Dmitry Medvedev, kepala staf kepresidenan Sergei Ivanov, Ketua Duma Negara Sergei Naryshkin, Sekretaris Dewan Keamanan Nikolai Patrushev, wakilnya Rashid Nurgaliyev, Menteri Dalam Negeri Vladimir Kolokoltsev, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov.

Selain itu juga hadir Menteri Pertahanan Sergei Shoigu, Direktur Pelayanan Keamanan Federal Pelayanan Alexander Bortnikov, Kepala Pelayanan Intelijen Luar Negeri Mikhail Fradkov dan anggota tetap Dewan Keamanan Rusia Boris Gryzlov.

Perpecahan Timur-Barat yang dimulai kembali oleh krisis di Ukraina pada Rabu mengeras, ketika Presiden AS Barack Obama secara tegas menyampaikan dukungan Washington kepada Kiev saat terjadinya kebuntuan dengan Moskow.

Obama menyambut Perdana Menteri sementara Ukraina, Arseniy Yatsenyuk, di Gedung Putih dan tampak berada di sampingnya ketika kedua pemimpin itu secara tegas memperingatkan Rusia bahwa Ukraina tidak akan menyerahkan kedaulatannya.

Ia mengulangi posisi AS bahwa Moskow akan menghadapi "akibat" yang tak ditentukan jika Presiden Rusia Vladimir Putin tidak mundur dan menolak upaya menyelenggarakan apa yang dikatakannya sebagai jajak pendapat "sembrono" di Crimea.

"Ada jalan lain yang bisa ditempuh dan kami berharap Presiden Putin akan mengambil jalan itu," kata Obama kepada para wartawan Gedung Putih sambil duduk di sebelah Yatsenyuk setelah mereka melakukan pertemuan di kantor kepresidenan Obama, di Gedung Oval.

"Kalau ia (Putin) tidak melakukannya, saya sangat yakin bahwa masyarakat internasional akan berdiri tegak di belakang pemerintah Ukraina."

Yatsenyuk menyampaikan terima kasih kepada Washington atas dukungan tersebut dan menyatakan, "Kami berjuang untuk mencapai kebebasan. Kami berjuang untuk kemerdekaan kami. Kami berjuang untuk menjaga kedaulatan kami. Dan kami tidak akan pernah menyerah."

Para pemimpin sempalan Ukraina di semenanjung Crimea, yang mendapat dukungan Putih, berencana mengadakan jajak pendapat Minggu (16/3) untuk memisahkan Crimea dari Kiev dan bergabung dengan Moskow.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Saeno
Sumber : Antara/ITAR-TASS/AFP
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper