Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Warga Sinabung Butuh Seng, BNPB Anggarkan Rp2,5 Miliar

BNPB menganggarkan pembelian seng Rp2,5 miliar dengan harga per lembar Rp50.000 yang akan dibelanjakan pada daerah sekitar Gunung Sinabung.
Sebuah rumah roboh akibat debu vulkanik yang telah mengeras di Perempatan Kuta Rakyat, Karo, Sumut, Sabtu (8/2/2014)./Antara-Wahyu Putro A
Sebuah rumah roboh akibat debu vulkanik yang telah mengeras di Perempatan Kuta Rakyat, Karo, Sumut, Sabtu (8/2/2014)./Antara-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA - Kebutuhan mendesak warga lereng Gunung Sinabung Sumatra Utara saat ini adalah lembaran seng untuk perbaikan atap rumah.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana menganggarkan pembelian seng Rp2,5 miliar dengan harga per lembar Rp50.000 yang akan dibelanjakan pada daerah sekitar Gunung Sinabung seperti Kabupaten Karo, Kabanjahe dan daerah terdekat.

BNPB mencatat kebutuhan seng saat ini sebanyak 60.000 lembar, tetapi baru tersedia 9.000 lembar sehingga kekurangan seng mencapai lebih dari 50.000 lembar.

"Sehingga bagi warga masyarakat, institusi yang akan beri bantuan korban Sinabung lebih baik berwujud seng, paku untuk perbaikan rumah," kata Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam jumpa pers di Hotel Bidakara Jakarta, Selasa (11/3/2014).

Harapan BNPB, anggaran miliaran itu bisa diserap oleh masyarakat sekitar untuk menggerakkan perekonomian dari hasil belanja seng.

Hal ini menjadi peluang dagang bahan material di sana khususnya lembaran seng atap rumah.

"Pembelian di sekitar Karo, Kabanjahe dan Kabupaten terdekat agar aktifitas ekonomi terjadi peningkatan karena ada pembelian besar-besaran. BNPB sediakan Rp2,5 miliar untuk beli seng saja," jelas Sutopo.

Adapun kondisi Gunung Api Sinabung saat ini masih berstatus awas level 4 karena aktifitas vulkanik masih tinggi.

Luncuran lava pijar mencapai 2,5 kilometer arah sisi tenggara.

Pengungsi mencapai 15.863 jiwa atau 4.998 Kepala Keluarga.

Sedangkan yang sudah kembali ke rumah masing masing 17.000 jiwa.

"Relokasi sampai sekarang belum dapat lahan untuk 389 KK dari tiga desa. Ada beberapa lahan tapi lokasinya jauh sekitar 50 kilometer dari lokasi semula. Pemerintah akan menanyakan ke warga tempat itu terlalu jauh apa enggak," kata Sutopo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akhirul Anwar
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper